Perhatian Kecil || Chapter. 15

330 32 0
                                    

___________________
Dia adalah laki-laki yang paling tidak peka,
di seluruh penjuru dunia, sungguh.
____Vierra Jovanka____

Happy Reading~♥~

Matahari masih malu-malu menampakkan sinarnya, suara kicauan burung cendrawasih menambah kesan sejuk di penginapan Tempat Vierra, Ari, Naomi, Bima dan, Kiara serta Pak Frengky Dan Bu Mega.

Ke tujuh orang itu tengah menikmati teh hangat, ditemani roti bakar.

"Bu kita ke tempat olimpiade jam berapa?" tanya Kiara pada Bu Mega.

"Jam 8 pagi Ki, kalian semua harus persiapkan diri ya, kita harus menang kali ini." semua orang yang ada di tempat itu hanya tersenyum sambil menikmati udara pagi di Bali.

"Lomba akan dimulai jam 9 sampai jam 13.00 mungkin baru selesai setelah itu pengumuman pemenang, setelah semuanya selesai kalian bebas mau melakukan apa saja." ucap Pak Frengky memperjelas.

¤¤¤

Di waktu yang sama di tempat yang berbeda. Seorang laki-laku sedang menatap ponselnya dengan tatapan bingung. Disisi lain ia ingin menelfon Vierra dan menanyakan kabar gadis itu, tapi disisi lain ia takut ia akan mengganggu Vierra.

"Ka Steve lo kenapa sih? Dari tadi diem terus lihatin ke arah handphone, emang kenapa sih?" ucap Julian dari arah dapur.

Julian Justine Fernandez, adik dari Steve ini memiliki sifat yang ekpresif semua rasa yang ia rasakan akan terpampang jelas di wajahnya.

"Jul, kalau kita khawatir sama seseorang itu tandanya apa?"

"Gak tau," jawab Julian cuek. Steve lupa kalau adiknya ini masih polos, bahkan adiknya tidak mengerti apa itu cinta walaupun umurnya hanya berbeda 1 tahun. Tapi Julian belum pernah merasakan yang namanya tertarik pada lawan jenis.

"Emangnya kenapa kak? Penting banget ya pertanyaannya makanya harus di jawab?"

"Enggak kok, udah gak usah dipikirin."

Nyatanya Julian tidak mengindahkan perkataan Steve, gadis itu membuka aplikasi google di handphone nya dan mencari di kolom pencarian "kalau seseorang khawatir sama orang lain, itu tanda dari apa?" Julian menunggu hasil pencariannya dan matanya melotot saat ia tahu hasilnya.

"Jika ada seseorang yang khawatir dengan orang lain, itu adalah salah satu ciri-ciri bahwa orang itu sayang dan takut kehilangan seseorang yang dikhawatirkannya," ucap Julian dengan polosnya sambil membaca teks yang terpampang di ponselnya.

Steve yang masih sibuk dengan laptopnya, kini beralih menatap Julian dengan perasaan bingung. "Tau dari mana lo kalau gue sayang? Lo aja masih polos, belagu."

"Dih, apaan sih kak, orang Lian baca kok di google."

"Hah?! Lo cari di google?" Steve terkaget akan kepolosan adiknya, sedangkan Julian hanya mengangguk polos.

"Kurang kerjaan lo ah," ucap Steve lalu kembali fokus dengan laptopnya.

"Kak Steve marah sama Lian?" tanya Julian. "Ya udah Julian gak ganggu Kakak lagi deh. Lian nonton drama korea aja." setelah mengatakan itu gadis itu benar-benar menonton drama korea.

Keseriusannya saat menonton drama korea terganggu saat sebuah benda bergetar, gadis polos itu melirik mencari benda yang bergetar itu dan menemukan ponsel milik Steve bergetar pertanda ada panggilan masuk.

Love is a Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang