8 | Masakan Istri

20.1K 1.3K 7
                                    

Sebelum baca, tinggalkan jejak kalian dengan memberi vote dan komentar.

Selamat membaca♡

°°°

Ardhan memboyong istrinya ke Apartemennya yang selama ini ia tinggali kalau sedang tidak pulang kerumah. Mertua Ardhan sudah pulang dua hari yang lalu, mereka memberi nasihat tentang rumah tangga dan Ardhan dan Anindya mendengarkannya baik-baik untuk menjadi bekal bagi mereka berdua.

Sesampainya didepan pintu Apartemen, Ardhan memasukan pin untuk dibuka pintunya.

Klik

Setelah itu pintu terbuka dan menampilkan sudut ruang yang begitu megah. Seketika Anindya sampai terheran heran melihat isi Apartemen yang begitu mewah, meski terlihat jarang ditempati tapi tetap bersih dan rapi. Ah, Anindya baru mengerti kalau dirinya punya suami yang kaya.

Barang-barang yang ada didalam Apartemen itu tidak luput dari pandangan Anindya. Gadis itu terpukau dengan design yang ada diruangan itu.

Ardhan membuka kamarnya dan menoleh kearah belakang. Sempat terkekeh saat melihat ekspresi sang istri, begitu menggemaskan. "Ini kamar kita, disini cuma ada satu kamar. Kamu gak keberatan tidur seranjang sama saya?"

Anindya melongo. Seharusnya tidak perlu ditanya, kan? Suaminya itu memang aneh.

"Anin bisa tidur di sofa kalau Abang keberatan tidur seranjang sama aku," dengan polosnya dia bilang seperti itu. Jemarinya ia tautkan dan kembali menunduk. Meski sudah menjadi suami, tapi Anindya masih belum berani menatap wajah sang suami seperti ini contohnya.

Anindya yang tingginya hanya sebatas dada Ardhan pun terlihat sangat jelas kalau gadis itu merasakan takut saat berada didekatnya.

"Tidak ada yang tidur disofa, kita tidur seranjang!" Ucap Ardhan dengan penuh penekanan.

Anindya tidak bisa berkutik. Jika Ardhan sudah bilang seperti itu, maka dia bisa apa?

Dua koper besar yang sudah ditaruh diatas kasur pun Anindya buka, ada bajunya dengan Ardhan yang sudah menyatu. Anindya memang membawa bajunya hanya sebagian dari kampung. Kemudian dia mulai menyusun baju-bajunya didalam lemari. Berbeda dengan Ardhan yang membawa baju banyak. Rata-rata suaminya itu banyak membawa setelan baju kerja.

Ardhan memilih untuk diruang tamu untuk menonton Tv setelah mandi tadi. Dirinya menyender pada bagian sofa, siaran Tv untuk kali ini tidak ada yang membuatnya tertarik. Lalu, ia mengambil tablet miliknya dan mengecek beberapa laporan yang masuk lewat email. Jemarinya begitu lihai melihat satu persatu pesan yang ada di email itu. Kacamata yang bertengger dihidung manisnya itu membuatnya semakin berkharisma.

Selesai membereskan pakaian, Anindya memilih untuk mandi dan rencananya mau membuatkan makan malam untuk mereka berdua. Ini pertama kalinya dia memasak untuk suami, semoga saja suka.

Pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan gadis berambut panjang yang masih basah dan malam ini dia memilih memakai baju daster bermotif bunga. Setelah menyisir dan sedikit memakai bedak bayi, dia memilih untuk keluar untuk menemui sang suami.

"Abang," panggil Anindya.

Gadis itu mendekatkan diri dengan Ardhan yang sedang duduk disofa sambil melihat tablet. Ardhan melepaskan kacamatanya, lalu mendongak seakan bertanya 'ada apa'

DESTINY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang