Extra Part Destiny | 4

10.7K 607 3
                                    

Hargai penulisnya dengan memberi vote dan komentar. Jika tidak ingin berkomentar, berikan vote. Jangan jadi pembaca gelap.

Selamat membaca♡

°°°

"Ayah dedek bayinya mana?"

Ardhan terperanjat kaget saat mendengar suara anaknya yang tiba-tiba memasuki kamar. Ya, Anindya sudah melahirkan seminggu yang lalu. Untuk lahirannya secara normal. Kondisi Anindya yang cukup sehat sehingga ia bisa melahirkan secara normal.

Pria itu mendekati anaknya yang hendak ingin digendong. Setiap pulang sekolah, bocah itu selalu datang ke kamarnya untuk menemui adik yang baru lahir.

Anak kedua dari pasangan suami istri itu berjenis kelamin perempuan. Betapa antusiasnya Arshad saat melihat bayi mungil nan cantik itu. Wajahnya sama persis seperti ibunya.

"Eits.... kok gak ucap salam dulu, hm?" Tanya Ardhan. Sementara Arshad sedang mendusel pada bagian leher ayahnya. Bocah itu masih menggunakan baju sekolahnya.

"Oh iya abang lupa, yasudah ulang ya. Assalamualaikum, ayah,"

Ardhan geleng geleng kepala. Melihat tingkah laku anaknya yang semakin hari semakin aktif dan pintar. Pertumbuhannya yang begitu cepat.

"Ayo ayah, abang mau lihat dedek bayi nya," ajak Arshad yang sudah tidak sabar. Pria itu hanya bisa menghela nafas sabar.

Anindya hanya meyaksikan kedua makhluk itu dengan senyum tipis. Semakin hari Anindya semakin mencintai suaminya, perubahan sikap suaminya yang mulai membaik. Ia mulai meninggalkan perbuatan buruknya, seperti mendatangi club malam dan mabuk.

Akhirnya Ardhan pun menuruti keinginan Arshad. Tapi sebelum mendekati anaknya, Ardhan mengajak Arshad untuk ke kamar mandi membersihkan tangannya terlebih dahulu.

Selesai mencuci tangan, Arshad sudah meronta untuk di turunkan dari gendongan sang ayah.

"Halo adek, ini abang. Adek bobok mulu, main sama abang yuk!" Ujar Arshad dengan bibir yang mengerucut.

Anindya mengusap kening Arshad. "Dedeknya masih belum bisa main, abang," jawab Anindya dengan lembut.

Bayi mungil yang baru seminggu di lahirkan itu bernama Adiba Ardhin Sanjaya. Adiba yang artinya sopan, terpelajar. Ardhin merupakan singkatan nama mereka berdua Ardhan-Anindya. Sanjaya sudah pasti nama keluarga besar dari Ardhan. Jadi artinya perempuan sopan dan terpelajar dari keluarga Sanjaya.

Bocah itu melihat kearah Ardhan, seakan paham dengan maksud anaknya. Pria itu membawa Arshad ke ruang tamu. Mungkin mengajak anaknya bermain bisa membuat mood anaknya menjadi lebih baik.

Setelah mengajak Arshad ke ruang tamu, bocah itu masih enggan untuk berbicara. Perasaan baiknya mungkin belum kembali hingga bocah itu masih memberengut kesal.

Ardhan mengelus dada Arshad. Perlahan ia tunjukan senyum tipisnya. Mengajarkan hal kecil yaitu belajar sabar. Ardhan paham mungkin niat anaknya baik hanya ingin bermain dengan adik barunya. Tapi, mau bagaimana lagi, si kecil belum bisa diajak main untuk saat ini.

DESTINY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang