Extra Part Destiny | 2

13.2K 607 3
                                    

Hargai penulisnya dengan memberi vote dan komentar. Jika tidak ingin berkomentar, berikan vote. Jangan jadi pembaca gelap.

Selamat membaca♡

°°°

"APA? ES PISANG IJO?!"

kedua bola mata pria itu membesar saat tahu istrinya meminta sesuatu yang jarang sekali ditemui. Lagi dan lagi hanya decakan yang Ardhan lontarkan, sembari menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba gatal.

"Gak ada yang lain gitu, yang?" Ujar Ardhan dengan wajah memelas, berharap bisa mengubah keinginan istrinya.

Kalau saja permintaan Anindya diwaktu pagi hari tidak jadi masalah, akan Ardhan carikan sampai ujung dunia sekali pun. Cuma sekarang sudah pukul 3 dini hari, istrinya membangunkan dirinya dari tidur dan merengek untuk meminta dibelikan es pisang ijo.

Ardhan jadi pusing sendiri. Ia berusaha untuk tenang dan berpikir keras untuk mencari es pisang ijo di jam segini.

"Jam segini dimana cari es pisang ijo sih? Argh!" Batin Ardhan.

"Ayah gak mau carikan, ya?" Tanya Anindya. Cairan bening yang sudah menggenang di pelupuk mata sudah siap di tumpahkan. Sekali saja ia kedip, maka cairan itu akan jatuh mengenai pipi sang istri.

Pria itu dibuat kelabakan. Menenangkan istrinya adalah hal yang gampang gampang sulit, itu semua tergantung mood. "Eh mau kok, yang,"

"Kalau mau kenapa gak dijawab pertanyaan bunda tadi?"

"Ini mau dijawab, sayang," Ardhan sudah siap bangkit untuk bersiap mencari es pisang ijo diluar. Abaikan muka bantalnya, wajahnya tetap tampan. Entah ia akan menemukannya atau tidak, yang jelas sedari tadi otak cerdasnya itu mencari resto terdekat yang menjual keinginan sang istri.

Setelah selesai mengganti bajunya dengan hoodie berwarna maroon dan celana training warna hitam, Ardhan berjalan untuk mengambil dompet dan kunci mobil. Tapi, saat ingin pamit tiba-tiba ia mendengar suara orang yang sedang terisak.

"Hiks... hiks..."

Dengan langkah pelan Ardhan mulai menghampirinya, mendekatinya dan mulai membujuknya. Ia mengangkat dagu milik Anindya dengan mata yang sudah sembab. Ia mengusap sisa air mata yang masih tersisa. "Kenapa nangis? Ayah carikan es pisang ijo sekarang ya?"

Tiba-tiba rasa ingin mencicipi es pisang ijo sudah tidak menarik bagi Anindya. Nafsunya sudah hilang, ia hanya ingin tidur bersama suaminya sembari di elus perutnya. Entahlah ia juga tidak tahu kenapa begitu, tapi yang jelas Anindya menginginkannya. Terasa nyaman bila berada didekat Ardhan.

"Hiks... jan-gan... per-gi... hiks..."

Dahi Ardhan mengerut. Baru beberapa menit yang lalu Anindya merengek untuk meminta dibelikan sesuatu. "Lho tadi kamu minta es pisang ijo, kan?"

Anindya mengucek matanya yang merah. "Sudah gak mau... hiks...."

Ardhan membuang nafasnya pelan. Ia harus sabar menghadapi mood istrinya yang berubah-ubah.

DESTINY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang