18 | Jus Sirsak Aja

13K 821 1
                                    

Sebelum baca, tinggalkan jejak kalian dengan memberi vote dan komentar.

Selamat membaca♡

°°°

Dipagi harinya Anindya yang sedang menata makanannya sudah rapi diatas meja makan dan berniat untuk membangunkan suaminya.

Sebenarnya dirinya masih kesal sama tingkah suaminya tadi malam. Padahal apa susahnya sih untuk sekedar jujur kalau dia habis minum dikantor.

Baru ingin mengarah kekamar, Wanita itu melihat suaminya yang duduk didepan sofa dengan Tv yang menyala. Sepertinya baru bangun terlihat sangat jelas dari wajahnya. Muka bantal banget.

"Mau makan atau mandi?" Tanya Anindya dengan datar.

Ardhan mengernyit bingung. Ia mencoba untuk mengingat kembali kesalahan apa yang telah ia perbuat sehingga istrinya menjadi datar seperti itu.

"Hei, adek kenapa?" Ardhan balik tanya.

Bukannya menjawab, Anindya melangkah mundur untuk kekamar mereka. Namun dalam sekali hentakan Ardhan mampu membawa istrinya kepangkuannya.

Tangannya mengelus lembut pipi istrinya yang mulai berisi. Semenjak hamil istrinya itu semakin berisi. Ardhan semakin suka.

"Kenapa? Abang ada salah?" Tanya Ardhan.

Anindya memalingkan wajahnya kearah lain. Mana sanggup ia melihat kearah suaminya langsung. Perubahan hormon juga yang gampang nangis.

Sambil mengusap air mata istrinya. Kalau sudah begini ia ikut bingung untuk menenangkannya. "Eh kok malah nangis, abang salah, ya?"

Sepertinya rasa kesalnya sudah tidak bisa ia tahan lagi. Ardhan merasakan pukulan didadanya akibat istrinya lakukan. Dia membiarkannya, lagipula gak sakit juga. Wkwk.

"Abang bohong," akhirnya Anindya berbicara.

Pria itu menggaruk pipinya yang terasa gatal. Apa lagi yang buat mood istrinya semakin buruk? Ia kembali mengingat.

"Abang salah apa, Dek?" Tanya Ardhan dengan tampang polos.

"Abang mabuk kan semalam dikantor?! Jawab!" Tukas Anindya.

Dalam hitungan detik, Ardhan terdiam. Bagaimana bisa istrinya tau yang sebenarnya? Ah, pasti semalam dirinya meracau yang tidak jelas. Ia berharap semoga tidak kasar saat bersama istrinya dalam keadaan tidak sadar semalam.

Ardhan menelusuri tubuh istrinya. Ia hanya ingin lihat ada yang terluka atau tidak. Anindya yang memperhatikan tingkah suaminya itu hanya bingung.

"Ih! Apa sih?! Kok aku diputer puter gini?!" Gerutu Anindya.

"Abang cuma mau pastiin kalau kamu gak ada yang luka pas abang lagi gak sadar. Mana yang sakit?"

Anindya menghela nafas sabar. Ia paham apa yang dirasakan suaminya. "Aku gak papa. Abang tenang dulu,"

Melihat suaminya yang panik dengan nafas yang tersengal sengal membuatnya merasa bersalah. Dia salah menanyakan diwaktu yang tidak tepat.

"Udah tenang?" Tanya Anindya dengan lembut.

Sambil menenangkan suaminya. Dia mengusap dada suaminya agar tidak tersengal sengal seperti tadi. "Sekarang aku boleh nanya sesuatu sama abang?"

DESTINY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang