WIFEY BY TRARAMADHANY
Instagram : @traramadhany & @hf.creations
****
Sembari tersenyum kepada para kru yang sedang bersiap-siap memulai siaran, Nini mengeluarkan ponsel dari dalam saku jas, memilih beranjak menjauh dari dalam studio dan segera menerima panggilan telepon dari Ibu.
"Ya, Bu?"
"Ada yang mau kamu jelasin tentang formulir pendaftaran yang kamu letakin di meja?"
Geez, ternyata pendaftaran itu tertinggal di meja. Nini mendesah samar, Ibu sudah pasti akan mengomel, dan ia lupa membawa penutup telinga seandainya Ibu berteriak di seberang sana.
"Ni, kamu itu udah 30 tahun, Sayang. Umur segitu udah sangat matang buat nikah, kamu nggak perlu sekolah lebih tinggi untuk menggapai cita-cita kamu, segini aja udah cukup. Tau nggak kamu kalau wanita yang karirnya melejit itu lebih susah dapat jodoh?"
Oke. Sudah dimulai lagi. Nini bersandar di dinding, mengulas senyum kepada orang-orang yang menyapanya dengan ramah.
"Nini udah setuju yang kita bahas kemarin," timpal Nini tak ingin menjawab pertanyaan dari Ibu.
"Setuju atau nggak setuju, itu memang harus kamu lakukan, Nini."
"Ya, semuanya sesuai keinginan Ibu."
Ibu mendesah di seberang, begitu kentara hingga Nini bahkan harus merotasikan bola mata. "Nini sayang, anaknya Ibu yang paling cantik. Semuanya Ibu lakukan demi kebaikan kamu. Kamu tahu itu, kan?"
"I know. Tapi nggak semua hal yang Ibu mau harus Nini turutin, kan? Nini udah dewasa, punya hak untuk memilih mana yang terbaik buat Nini dan Ibu seharusnya biarin Nini bebas memilih apa yang Nini mau."
"Oke, terserah kamu. Tapi Ibu tetep nggak ngizinin kalau kamu ke luar negeri buat sekolah lagi. Karir kamu yang sekarang sudah bagus, Sayang. Semua orang bangga sama kamu, terutama Ibu."
"Bu..."
"Denger Ibu, Nak. Tolong."
Mereka selalu berdebat seperti ini. Dan akan selalu berakhir dengan kalimat memelas yang akan membuat Nini mengalah.
Nini hanya tidak mengerti, mengapa semua orang selalu merendahkan perempuan? Membuat mereka di posisi yang lebih rendah dari laki-laki dan memerintah mereka agar tidak sampai melewati batas yang lebih tinggi dari lelaki?
Ibu sering menceramahinya agar tidak perlu bekerja keras. Nini adalah perempuan, dan di masa mendatang nanti, setelah Nini bersuami dan berkeluarga, Nini akan menjadi ibu rumah tangga. Karir itu sudah tidak menjadi lebih penting daripada mengurus anak dan suami.
Jadi maksudnya Nini harus di dapur aja gitu? Jadi ibu rumah tangga yang cuma nunggu suami pulang kerja?
"Ni, kamu inget harus ke mana jam dua nanti, kan?"
Untuk pertanyaan itu, Nini mencoba menarik napas.
"Is he smart enough?"
"Sangat, Sayang. Dia dosen di UNJ."
"Hanya karena dia seorang dosen bukan berarti dia pintar kan, Bu."
"Nini sayang, anaknya Ibu..."
"Okay then, tapi Nini mungkin bakalan agak telat."
"Tolong diusahain cepat ya, Nak."
"Iya."
"Terbuka sama dia ya Nak, ya. Jangan nutupin apa pun."
KAMU SEDANG MEMBACA
WIFEY
RomanceAbel tetap menikahi Nini Samara meski tahu istrinya itu membenci semua laki-laki. Dan sebagai wanita yang tidak memiliki simpati terhadap lelaki, Nini tidak mengacuhkannya. Tapi dunia tidak membiarkannya begitu saja. Ada saja kejadian menjengkelkan...