33 - Karma

5K 561 34
                                    

WIFEY BY TRARAMADHANY

Instagram : @traramadhany & @hf.creations

****

Ia menemui Dokter Yessi, memastikan bahwa pasiennya yang sebelumnya telah ditangani oleh wanita itu. Dan ketika ia mendapati Yessi baru saja mengusap punggung pasien tersebut dan Yessi menyadari kehadirannya, Nini memaku di tempat.

"Ni, come in."

"Oh. Okay."

Nini menarik senyum, duduk di seberang Yessi dan pasiennya.

"Gimana, Yess?"

Yessi menatap pasiennya, menggenggam kedua tangan pasien tersebut dan tersenyum lembut. "The past is the past, kita perlu berusaha meninggalkan kenangan buruk untuk kehidupan yang lebih baik. Sometimes trying is hard, but you have to do it. You've to get a better life."

"Kamu menyayangi bayimu?" tanya Yessi kepada pasien.

Pasien mengangguk.

"Cobalah menjadi ibu yang kuat untuk bayimu. Kamu butuh bantuan, hubungi siapa pun yang kamu percaya untuk dimintai bantuan. Saya, Dokter Nini, orang lain. Kamu bisa mengandalkan siapa saja."

Lagi, pasien mengangguk. Kini sembari mengusap air mata dan menarik senyum lega.

"What's done is done, ya. Kamu cantik banget, lho. Bayinya cantik juga nih kayaknya."

Di seberang Nini tertawa kecil, kagum pada Yessi yang mampu membuat pasiennya nyaman, aman, tidak lagi ketakutan.

"Dokter Nini, terima kasih." Pasien menyalami Nini, tampak lebih bercahaya.

"Ke Dokter Yessi lho seharusnya," sanggah Nini.

"Tapi berkat Dokter juga saya bisa menemukan jawaban atas ketakutan saya."

Nini tertawa ringan. "Anytime."

Kepada Dokter Yessi, pasien tersebut memberi pelukan hangat, mengucap terima kasih.

Kemudian, setelah pasien berpamitan, Yessi menatap lamat pada wajah Nini.

"Lo kelihatan berantakan, ada apa?"

Nini merapikan rambutnya, juga penampilannya.

"Nah, I'm good."

Yessi masih menatapinya, dan Nini berusaha sebaik mungkin agar kemampuan Yessi dalam membaca wajah tidak berhasil padanya.

"Okay then. Sama kayak pasien tadi, lo juga jangan segan untuk cerita ke gue misal ada masalah, gue bisa membantu."

Nini menganggukkan kepala.

"Masalah pernikahan, masalah ranjang, masalah ronde, gue bisa juga tuh."

Nini tergelak, melempar Yessi dengan sekuntum bunga plastik yang ia tarik dari dalam vas. "Ketularan Anni lo!"

"Yee kok ketularan Anni, emang gue paham bagian begituan, gue udah kawin kalau lo lupa."

"Nikah belom."

"Nyusul lah, cyin."

"Gila, Yessi."

***

Nini tidak terlalu tertarik untuk lari sore, tetapi ketika menemukan rumah masih sepi dan Abel belum kembali dari kampus, Nini memilih berjalan-jalan santai di sekitar komplek.

Setengah jalan, ia mendudukkan diri di sebuah tempat duduk kosong, lalu mengusap wajahnya.

Begitu meneguk air mineral, ia menatap nanar ke jalanan, melamun.

WIFEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang