19 - Six Pack

6K 719 43
                                    

WIFEY BY TRARAMADHANY

Instagram : @traramadhany & @hf.creations

****

+628537700xxx : Kita harus tetap bicara, kita belum selesai, bagaimanapun.

+628537700xxx : We need to talk about the baby.

Pesan itu adalah pesan kesekian yang Nini terima di dalam ponsel miliknya. Pesan yang tidak pernah ia gubris sedikit pun, meski tetap saja menyita perhatiannya. Dan kini, setelah membaca pesan terakhir dan kata terakhir, ia tepekur di atas tempat duduk.

Bayi?

Sejak kapan ia memiliki bayi?

Dan kapan terakhir kali ia merasa akan memiliki bayi?

Sebelum rasa bersalah mulai tebersit di pikirannya, ia memejamkan mata. Mulai menyibukkan diri untuk tidak berpikir mengenai apa pun yang telah terjadi di masa lalu.

Kemudian, ponselnya memunculkan satu notifikasi dari yayasan penyedia jasa ART, yang segera ia perintahkan untuk memulai kerja pada hari ini, dan datang ke rumah setelah ia pulang bekerja.

Tidak ia beritahukan kepada Abel, sebab tahu bahwa pria itu akan tetap mengotot bahwa ia bisa mengerjakan segalanya, bahkan mengerjakan hal tersulit apa pun. Sebegitu tidak inginnya pria itu menerima orang asing di dalam rumahnya.

Ia melirik jam tangan, memutuskan untuk keluar dari dalam ruangan praktik karena telah memasuki jam makan siang. Setengah jalan ia berpapasan dengan Anni, yang kemudian berlari kecil kepadanya dengan antusias.

"Heh! Sombong kali kau!" cibirnya dengan logat batak.

"Sombong gimana, sih?"

"Mentang-mentang dibeliin martabak, terus jalan-jalan habis praktek. Aku pun kek gitunya sama Bang Gabe, bedanya si Gabe nggak ganteng. Tukaran lah kita yok."

"Dih, nggak mau. Bang Gabe brewokan. Bukan tipe gue."

"Suami brewokan mantap lho, Ni. Meresahkan."

Nini mengeluarkan ringisan, tidak dapat membayangkan bahwa Abel Zahidan akan menumbuhkan banyak bulu di sekitar rahangnya.

"Nggak bisa bayangin, Ann."

Mereka tiba di kafetaria yang telah diisi dokter lain, beberapa suster menyapa mereka, juga dokter muda yang membuat Anni menyenggol perut Nini dengan siku tangan.

"Ih, aku harus kali ini sering-sering ke kafetaria," celetuknya.

"Ingat Bang Gabe lho, Ann."

"Mana bisa ingat kalau ada yang lebih ganteng dari dia. Memang nggak adil lah dunia ini harus si Gabe jodohku."

Anni masih sibuk menyapa para dokter yang menurutnya harus masuk ke dalam list 'pria tampan' selain para aktor Turki yang beberapa menit lalu baru saja menyusul.

Sementara Nini telah duduk di salah satu kursi dan mengamati Anni yang telah membuka satu buku kecil dan menulis di sana.

"Nulis apaan?"

"Nama-nama dokter yang lewat tadi."

"Koleksi?"

"Yes! Abel Zahidan nomor 12."

"Nomor satu siapa?"

"Kim Taehyung."

"Bang Gabe?"

"Manalah mungkin kumasukkan dia, kau pun mabuk."

"Heh, mulut lo ya!"

Anni terkekeh, segera menarik ponsel dari dalam saku jas kerja. Nini yang baru saja akan memesan makanan, ia hentikan dengan jerit histeris.

WIFEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang