25 - The Devil

4.9K 641 12
                                    

WIFEY BY TRARAMADHANY

Instagram : @traramadhany & @hf.creations

****

Di lobi rumah sakit, Nini dapat mendengar bisik-bisik tiga perempuan tentangnya, di saat ia menyapa orang-orang dengan senyuman kelewat ramah, lalu membantu satu ibu tua untuk berjalan melewati pintu keluar.

"Kagum banget sih gue, dia itu udah cantik, baik banget lagi."

Nini menahan senyuman bangga yang bisa menyebabkan dirinya terlihat congkak.

"Don't judge her by her look, girls. Dia itufake, manipulatif. Kalau kalian kenal dia dengan baik, pastinya kalian nggak akan sekagum ini. Trust me, she is a devil."

Suara Jepri Ramadhan membuat Nini mendesis muak.

Namun ketika satu pria cacat nyaris terjatuh karena tersandung kakinya sendiri, dan Nini bergegas membantunya untuk berdiri tegap—ketiga wanita itu menatap Jepri dengan tatapan ingin mengajak berkelahi.

Seolah mengatakan, "Lo kali yang devil!"

Dari kejauhan Nini menyeringai ke arah Jepri, membuat pria itu benar-benar ingin melemparnya ke genangan lava gunung berapi.

Nini sudah akan beranjak ke ruangannya ketika bertemu Vania lagi. Wanita itu hendak melengos seperti kemarin tapi Nini menghentikannya.

"Are you kid, Vania?"

Vania membulatkan mata. "No, you are kid, Nini!"

"Lo keluar dari grup waktu lihat gue reply, lo juga menghindari gue beberapa hari ini, harusnya kekanakan emang lebih pantes disematin buat lo."

"Lo yakin mau ngajak gue berantem di sini?" tanya Vania, memancing.

"Kenapa kita harus berantem karena alasan yang nggak jelas?"

"Nggak jelas?" Vania berjalan semakin dekat dengan Nini, menatap Nini dengan berang.

"Gue selalu bilang ke lo kalau gue ingin yang terbaik buat lo, tapi lo ngecewain gue. Lo pernah bilang kalau lo akan berubah, tapi mana? lo tetap Nini penjahat. Gue lihat lo selingkuh dari suami lo, dan suami lo melihat itu."

"Kenapa lo harus seikut campur ini sama rumah tangga gue?"

"Karena gue satu-satunya sahabat lo, yang paling mengerti sedikit banyak tentang lo!"

"Pernah nggak lo berpikir sedikit aja tentang perasaan orang lain? Okay, mungkin bukan perasaan gue, bukan perasaan nyokap lo, bukan perasaan Cia, tapi perasaan suami lo itu. Bisa lo bayangin gimana sakitnya stucksama orang yang nggak pernah mencintai lo, menghargai lo, bahkan menyelingkuhi lo di depan mata lo sendiri?"

Nini terdiam.

"What you did was wrong, Nini. Lo harusnya paham itu."

"I'm sorry."

"Ke dia, Ni. Bukan gue."

"Gue juga minta maaf sama lo, karena lo sepeduli ini dan gue se-nggak acuh ini."

Tatapan Vania yang sebelumnya berkilat marah, mulai melembut.

"Gue sama Brian cuma akal-akalan gue. Lo tau se-patheticapa gue dulu karena dia ninggalin gue, dan dia kembali sekarang—gue mulai balas dendam-dendam gue."

"Gue nggak meluk dia karena suka, gue nggak nyium dia karena gue masih sayang. Gue lakuin itu semua, untuk ninggalin dia di saat dia masih berharap banyak, kayak gue ke dia, dulu," sambung Nini.

WIFEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang