64 - Pretty Uli

3.4K 451 94
                                    

WIFEY BY TRARAMADHANY

Instagram : @traramadhany & @hf.creations

****

Nini memejamkan mata sembari membuang napas berkali-kali. Ia meraba dinding kamar mandi, kemudian membuka pintu dan memutuskan turun ke bawah untuk menghampiri Abel yang tengah menatapnya lamat-lamat.

"Kamu sakit?" tanya Abel, segera menempelkan telapak tangan ke dahi Nini.

"No, I'm good."

Abel mengamit lengan Nini menuju mobil, membukakan wanita itu pintu dan menyusul duduk di bangku penumpang.

"Pou nendang kuat banget kali ini?" Seraya mengemudi, Abel menoleh dengan seulas senyum.

Nini melakukan hal yang sama, kemudian mengusap perutnya yang kian membesar. "Hm."

Kehamilannya yang menginjak trimester ketiga membuat Pou lebih aktif di dalam perut. 

Ketika pertama kali merasakan tendangan kecil, Nini berjengit kaget, memberitahu Abel yang kemudian bereaksi sangat tidak biasa.

Setiap lima belas menit, Abel akan bertanya apakah Pou memberi tendangan lagi dan menempel tangannya di perut Nini.

Awalnya Pou tidak menendang tiap kali Abel ingin merasakannya, yang akhirnya sempat membuat Abel murung karena Pou tidak ingin menyapanya.

Tapi di saat malam dan nyaris tenggelam di alam mimpi, Pou justru bergerak dengan aktif dan Abel yang terbiasa memeluk Nini saat tidur merasakannya dengan gembira.

"Ni, I feel it!!"

Nini ikut terkekeh meski luar biasa mengantuk.

"I feel it! Aku tadi meluk kamu, benar-benar mau tidur, Pou langsung nendang, dia tau aku—dia tau aku meluk dia!!"

Reaksi Abel yang seperti itu hanya berakhir membuat Nini merasa gemas. "See, dia tau kamu papanya."

"Pou tau aku?" Abel bertanya sambil tertawa.

"Of course. Kamu juga sering ketemu dia, kan?"

"Ya! Terakhir minggu lalu!" Abel menjawab super antusias

"Hm, let's go back to sleep," ujar Nini sembari menyisir rambut fluffy Abel dengan jemarinya.

Melihat Abel merogoh tasnya dengan satu tangan sementara tangan yang lain memegang setir, Nini mengernyit. 

Sesaat kemudian, Abel memberikan dua bungkus roti sari gandum. "Kesukaan kamu."

Kesukaan Pou lebih tepatnya. Karena Nini baru menyukai roti sari gandum di saat kehamilannya menginjak trimester akhir. "Thank you."

"Thank you, Mas," koreksi Abel.

Nini berdecak. Ia hanya akan memanggil Abel dengan sebutan 'Mas' di dua kondisi.

Satu, saat perlu pencitraan di depan orang-orang, terutama Mama dan Papa.

Dua, saat ia menginginkan sesuatu dan Abel harus menyanggupinya.

"It's not that hard to call me Mas, Sayang," sambung Abel lanjut menyetir. "Kalau Pou nanti udah lahir, kamu tetap manggil aku Abel?"

Nini merotasikan bola mata. "Nanti aku panggil kamu Papi."

"Like I have two babies, huh?" Abel terkekeh dengan suara berat.

"Or Daddy?"

WIFEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang