20 - I still love you

6K 609 125
                                    

WIFEY BY TRARAMADHANY

Instagram : @traramadhany & @hf.creations

****

Kedatangan Pak Wawan ke taman belakang ternyata bukan tanpa alasan. ART yang ingin bekerja di rumah tersebut telah sampai. Seorang wanita berusia 40-an, memiliki rambut panjang yang disanggul, sama seperti foto yang Nini lihat sebelumnya.

Abel yang tidak tahu-menahu hal tersebut, menatap Nini dengan alis terangkat. Nini hanya menaikkan bahu, lantas meminta Ummu—wanita paruh baya itu agar beranjak menuju kamar yang disediakan, dan menyusun barang-barang bawaannya.

"Kenapa nggak bilang ke aku dulu?" tanya Abel.

Nini memutar bola mata. "Kamu mending pakai baju dulu, deh. Aku nggak mau lihat kamu berkeliaran di rumah tanpa baju."

Abel memejamkan mata sejenak, kemudian naik ke lantai atas untuk mengenakan kaus.

Nini sendiri telah mengunjungi kamar asisten rumah tangga barunya, menyapa kembali, sebelum menjelaskan apa-apa saja yang harus Ummu lakukan, kendati Ummu sudah jelas paham, apa dan bagaimana pekerjaannya.

"Kalau suami saya mau bantu atau bersikeras ingin mengerjakan sesuatu, jangan dikasih," ucapnya.

"Baik, Bu."

"Saya dan suami saya suka semua makanan, yang artinya, Bibi nggak perlu ragu untuk memasak apa pun. Yang penting layak dikonsumsi."

"Siap, Bu."

"Dan satu hal lagi, jangan panggil saya 'Bu' tapi 'Nyonya'."

"Baik, Nyonya."

"Good."

Nini masih asik memberi penjelasan lain kepada asisten rumah tangganya, tanpa berusaha menimbulkan kesan buruk dari caranya mengatur atau memberi perintah, sebelum terinterupsi oleh sebuah panggilan masuk dari nomor baru, nomor yang tidak ia kenal sama sekali.

"Bibi bisa langsung siapkan makan malam, saya harus terima telepon," ucapnya menunjukkan ponsel yang masih berdering.

"Halo," sapanya lebih dulu.

"....."

"Halo, dengan siapa?"

Sebagai seorang dokter, beberapa kali ia akan menerima telepon genting dari nomor-nomor tidak dikenal, itu mengapa kini ia menanggapi telepon masuk meski nomor tersebut tidak ia simpan.

"We need to talk, I've told you before."

Brian Parasauma.

"Kita sedang bicara sekarang, bilang aja kamu mau apa."

Skeptis.

"Aku perlu bicara sambil lihat kamu. Ini penting."

"Nggak ada lagi yang perlu dbahas, semua udah selesai."

"Kamu jelas tau kalau kita belum benar-benar selesai."

"We are done, Brian," tekan Nini, meremas ponselnya.

WIFEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang