WIFEY BY TRARAMADHANY
Instagram : @traramadhany & @hf.creations
****
Merasa berat di sekeliling perutnya, Nini melenguh. Ia membuka kedua mata, lantas beringsut untuk memindahkan salah satu tangan Abel yang menimpa perutnya.
Di saat ia akan menyibak selimut dan memasuki kamar mandi, ia terbelalak mendapati dirinya tidak mengenakan apa pun.
Geez!
Tunggu, Nini perlu mengingat bagaimana awal, mengapa mereka berakhir seperti ini.
Tunggu.
Tunggu.
Mendengar suara deru mobil memasuki pekarangan rumah, Nini cepat-cepat menuruni anak tangga.
Abel pulang, dan ia sepertinya—menunggu pria itu.
Denga piama barunya, ia mengejar Zero yang hendak berlari menuju pintu—tahu Abel—pemilik sementaranya sudah kembali dari luar kota.
Nini memangku Zero—berpura-pura bahwa sejak awal ia berada di ruang tamu, bermain bersama Zero dan tidak menunggu kepulangan Abel sama sekali.
Kemudian Abel muncul dengan banyak barang di kedua tangannya, Pak Mukhlis mengikuti dari belakang sembari membawa paper bag lainnya.
"Nini."
Abel mendekat dengan senyum terbaiknya. "I'm home."
Selanjutnya yang dilakukan pria itu adalah memeluk Nini dengan sangat erat.
"Aku nggak tau kamu punya magic apa, tapi aku rindu kamu di mana-mana."
Dan Nini harus bertanya, Abel punya magic apa sehingga akhir-akhir ini pria itu selalu membuatnya tidak berdaya—hanya dengan kalimat seperti itu saja.
Setelah pelukan mereka terurai, Nini baru sadar bahwa Pak Mukhlis masih berdiri di sana—membuang pandangan seolah ia tidak melihat apa pun sebelumnya.
"Diletakin di situ saja, Pak. Terima kasih."
Pak Mukhlis akhirnya pergi setelah mendapat ucapan terima kasih dari Abel.
Setelahnya Abel telah mengajak Nini duduk di sofa ruang tamu, menunjukkan apa-apa saja yang berhasil ia bawa dari Kota Bandung.
Ada banyak makanan!
Picnic Roll, ada tiga macam, dari toko yang sama.
Pia, ada enam box!
Brownies kukus. Pancake Durian.
Kacang-kacangan. Cokelat.
Keripik ada banyak!
Bahkan ada sirup!
"Kata Ibu-nya, ini harus banget dibeli. Katanya kalau gak bawa ini pulang dari Bandung, bakalan ngerasa kurang."
Ya namanya juga jualan, Bel.
Nini hanya menghela napas, dan Abel masih menjelaskan makanan-makanan yang ia beli.
"Kalau yang ini—" Abel menunjuk keripik. "Aku sebelumnya gak mau beli yang pedas, tapi kamu mungkin suka, jadi aku beli banyak."
"Ini juga aku nggak suka, tapi aku teringat kamu, aku beli juga."
"Yang ini aku juga kurang suka, tapi kamu mungkin suka."
KAMU SEDANG MEMBACA
WIFEY
RomanceAbel tetap menikahi Nini Samara meski tahu istrinya itu membenci semua laki-laki. Dan sebagai wanita yang tidak memiliki simpati terhadap lelaki, Nini tidak mengacuhkannya. Tapi dunia tidak membiarkannya begitu saja. Ada saja kejadian menjengkelkan...