39 - Swimming

4.8K 566 103
                                    

WIFEY BY TRARAMADHANY

Instagram : @traramadhany & @hf.creations

****

Abel menempel ke mana pun Nini pergi. Makan, ikut. Mandi, ikut. Keluar sebentar nyari sinyal, ikut. Ketemu Ibu Santi juga ikut.

Bener-bener nggak mau ditinggal sedikit pun. Awalnya gemes, ya. Tapi lama-kelamaan risi.

Dan sekarang pria itu sedang dalam mode merajuk. Semuanya karena cerita Bu Santi perihal Rifky yang selalu bersama Nini selama di sini. Di Sumba.

Bagaimana cerianya Rifky, bagaimana lahapnya Rifky menyantap masakan-masakannya, bagaimana Rifky dan Nini selalu menyukai ikan-ikannya, semuanya diceritakan Bu dengan penuh semangat.

"Gulai yang ini kesukaannya Iky banget, udah habis satu mangkok, dia minta lagi. Ya kan, Ni?"

Duh, Bu Santi. Gak bisa banget diam sebentar.

Laki gue ambekan lho ini.

"Saya juga suka gulai, Bu," sahut Abel, kemudian.

"Oh, ya? Seneng banget Ibu kalian bertiga sama-sama suka gulai."

"Apalagi nanti kalau bisa dimasakin sama istri saya, bakalan lebih suka. Ya kan, Sayang?"

Bu Santi melotot, Nini terbatuk.

Sayang, katanya?

"Lho, Mas-Mas ini pacarnya Nini, ya?" tebak Bu Santi, masih kelihatan syok.

"Saya suaminya, Bu."

Bu Santi segera membekap mulutnya, akhirnya sadar ia terlalu banyak bercerita sedari tadi.

Ia melirik Nini yang sudah membuang muka sembari menyeruput kuah ikan, kemudian pamit ke belakang.

"Jadi, kamu sering makan bareng Rifky di sini, Ni?" tanya Abel.

"Hm."

"Kalian sedekat apa sampai ibu-ibu tadi obrolin Rifky terus, dia pasti mikir kalian pacaran."

Mulai, deh.

"Ya enggak. Masa karena sering makan bareng dikira pacaran."

"Bisa aja." Abel ikut menyeruput kuah ikannya, masih merajuk.

"Enggak. Aku walaupun bareng Iky terus, tapi aku selalu bikin jarak gitu, lho. Makan hadap-hadapan biar kami gak sentuhan, ke mana-mana juga kami sering masing-masing."

Abel terlihat menikmati hidangan di depannya, dan Nini tahu, pria itu masih belum terima penjelasan-penjelasannya.

Kehabisan penjelasan, Nini menempelkan kulitnya ke kulit Abel, membuat pria itu menoleh. "Nih ya. Kalau aku sama kamu beda, aku nempel-nempel sama kamu terus. Aku juga tadi ambilin nasi buat kamu, ke Iky aku nggak kayak gitu. Aku lebih sayang ke kamu, lho. Ya, kan?"

"Sayang ke Rifky juga dong berarti."

"Enggakkk."

Malesin banget sih sebenarnya bujuk-bujukin orang yang lagi ngambek.

"Maksudnya, aku cuma sayang ke kamu," ralat Nini.

"Kalau gitu kasih aku panggilan juga."

"Maksudnya?"

"Kamu panggil Rifky, Iky."

"Lho, kan itu nama panggilan Rifky."

"Aku harus juga, dong."

WIFEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang