17 - Go Away

5.6K 722 28
                                    

WIFEY BY TRARAMADHANY

Instagram : @traramadhany & @hf.creations

****

"Kita nggak ngelakuin apa pun sebelumnya karena hujan. Jadi aku pikir, nggak ada salahnya untuk bayar waktu terbuang itu dengan kencan kedua kali."

Tidak ada sahutan. Nini sibuk mengunyah martabak manis yang lebih dari lima kali ditawarkan Abel agar dimakan.

Ponsel di tangannya turut dipergunakan untuk mengabadikan apa yang tengah ia lakukan. Dibagikan ke sosial media dengan beberapa emoticon, yang tentu saja segera mendapat reaksi dari para followers.

Abel melirik wanita itu sekilas, mengamati penampilannya yang mengenakan oversized blazer bersama mini dress. Rambutnya kini sudah digulung dan ditusuk dengan stik, memperlihatkan telinga beranting mutiara, juga leher putih jenjang.

Tanpa bisa dicegah, pikirannya kembali dilontarkan pada percakapan singkatnya bersama Ubay. Percakapan yang sebelumnya, ia pikir akan berujung tidak berguna, tetapi masuk akal juga.

"Lo juga ngajaknya ke taman hiburan, mana romantis sama sekali," protes Ubay ketika lelaki itu berupaya mengorek informasi dan Abel menceritakan tentang kencannya.

"Movie date kek, pizza date kek, picnic date kek," tambahnya dengan raut protes yang sama. "Ah, movie date buat pendekatan bagus juga, Bel. Lo bisa ambil kesempatan besar di sana."

Ubay mulai menarik kursi lebih dekat dengan meja lalu duduk berseberangan dengan Abel yang lima menit lalu baru saja selesai bimbingan skripsi bersama mahasiswi bernama Fita.

"Kan remang-remang tuh, di situ lo pastiin timing-nya dapet, waktu bini lo lagi serius sama film-nya lo raba-raba, deh."

"Nggak," tolak Abel telak.

Ubay berdecak secara berlebihan. "Ini nih! Ini yang bikin lo jadi jomblo bertahun-tahun, cara ngambil kesempatan dalam kesempitan aja nggak tau."

"Lo harus lakuin itu," cetus Ubay memukul meja dengan jari telunjuk, mulai gregetan.

Ubay kian mendekat. "Gini deh. Pertama-tama lo genggam tangannya, tapi pura-pura kalau itu ketidaksengajaan. Kalau dia nggak ada respon, berarti bagus, tinggal action kedua. Nah nanti di puncak film, BTW jangan lupa film-nya harus romance, jangan nonton thriller, habis lo dibabat."

Abel hanya diam, karena Ubay yang semakin serius sudah menarik tempat duduk semakin dekat. "Nah nanti lo cium. Lo bisikin gini, 'Ni, Lo bini gue, gue sayang lo, cium gue'."

"Nggak, nggak," tolak Abel lagi. Segera menjelaskan kepada Ubay bahwa kencan sebelumnya ia juga mencium Nini.

"Dibales, Bel?"

"Gue dipukul."

"Ya iya! Masih untung bibir lo nggak dicakar," timpal Ubay setelah mendengar alasan Abel dipukul istrinya, adalah karena saat itu Nini mengomel tentang pakaian dan jok mobil cantiknya yang basah.

"Makanya gue ajarin lo pelajari timing, karena timing itu penting, Abel Zahidan," decak Ubay ikut geram. "Capek banget gue jelasin dari tadi. Kalau nggak lo bawa kemari deh bini lo, biar gue lihat."

Mendapati wajah tak suka Abel, Ubay segera meralat.

"Lihat doang, Bel. Nggak bawa pulang. Tapi kalau bisa bawa pulang, gue bawa pulang juga," kekeh Ubay dengan senyum miring.

WIFEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang