WIFEY BY TRARAMADHANY
Instagram : @traramadhany & @hf.creations
****
Sudah pukul berapa?
Nini menoleh ke sebelah tempat tidur—kosong.
Setelah meraung dengan frustrasi, Abel memeluknya sampai tidur—berjanji bahwa pria itu hanya akan berada di sisinya sampai Nini terlelap. Setelahnya, sesuai permintaan Nini—pria itu akan pergi.
Itu mengapa ranjang sebelahnya terasa dingin sekarang.
Nini menoleh ke nakas dan seperti hari-hari sebelumnya, selalu ada susu hangat diletakkan di sana.
Inhale. Exhale. Nini memejamkan mata, berusaha membuang jauh-jauh sisa rasa sedih di dalam hatinya.
Baru pukul tujuh pagi ternyata—tetapi rasanya sudah sangat lama.
Ia tidak tahu harus melakukan apa, dan sedang tidak ingin melakukan apa-apa.
Pekerjaan? Untuk hari ini, ia merasa belum punya cukup tenaga untuk melakukannya.
Nini beranjak hati-hati menuju kamar mandi, memutuskan membasuh wajah dan menggosok gigi seadanya.
Setelahnya—setelah sadar bahwa ia tidak boleh kelaparan karena bukan hanya perutnya yang perlu diisi, Nini meneguk susu yang disediakan di nakas, kemudian menarik dua tangkup roti yang sudah diolesi selai cokelat untuk ia makan.
Ahh—bagaimana bisa rasanya hambar seperti ini.
Makan saja, Nini. Jika jiwamu mati, biarkan anak di dalam perutmu hidup.
Don't be pathetic, you stupid!
Menandaskan segelas susu penuh dan menghabiskan enam tangkup roti yang ditumpuk di piring kecil, Nini akhirnya turun ke lantai bawah.
Tidak menemukan siapa pun di ruang tamu, termasuk Bi Ummu.
Ia meraih remote televisi lantas menghidupkannya untuk menonton apa saja yang bisa menghibur.
Animasi Kiss The Stars tayang pagi ini, ia menontonnya dalam diam lalu tersenyum tipis saat melihat Lark dihadiahi kodok jelek oleh Frank—kembarannya.
Sepi—bahkan adegan Frank yang terjatuh dengan keras tidak membuatnya bereaksi seperti biasa.
Nini merebahkan tubuhnya di sofa panjang di depan televisi, memutuskan menonton sambil rebahan.
Efek lelah dan berat di trimester ketiga memang sering membuatnya mengantuk di waktu acak, misalnya sekarang. Maka ketika kantuk menyerang secara mendadak, ia hanya membiarkan begitu saja.
Ketika bangun dan mendapati hari telah siang, Nini terkejut dirinya di posisi yang sama.
Pasalnya tiap tidur sembarangan, ia selalu terbangun di atas ranjang dan Abel yang selalu memindahkannya ke sana.
Ahh—ia lupa ia yang telah menyuruh pria itu pergi.
"Nya, udah bangun? Makan siang yuk, saya ada bikinin kue juga tadi." Bi Ummu muncul dengan senyum.
Nini mengangguk. "Bisa tolong bawain ke sini aja? Mau makan sambil nonton."
"Iya, Nya. Saya bawain."
Bi Ummu datang dengan membawa satu per satu makanan, setelah benar-benar menghidangkan semuanya di depan Nini, ia hendak pergi namun Nini menahan.
"Bibi makan sama saya sebentar, sepi banget. Jadi gak selera makan."
"Mmm—boleh, boleh."
"Bi Ummu makan juga maksud saya, bukan lihatin saya doang."
KAMU SEDANG MEMBACA
WIFEY
RomanceAbel tetap menikahi Nini Samara meski tahu istrinya itu membenci semua laki-laki. Dan sebagai wanita yang tidak memiliki simpati terhadap lelaki, Nini tidak mengacuhkannya. Tapi dunia tidak membiarkannya begitu saja. Ada saja kejadian menjengkelkan...