WIFEY BY TRARAMADHANY
Instagram : @traramadhany & @hf.creations
****
"Aku jadi pengin bbq-an lagi," celetuk Nini seraya turun bersama Abel menuju ruang makan. "Yang kemarin aku gak ngerasa puas sedikit pun, aku gak dibisain manggang, gak boleh cicip saus banyak-banyak. Sekarang harus bisa."
Abel menuntun wanita itu duduk bersisian dengannya, lantas membantu Bi Ummu menghidangkan sarapan. "Nanti malam?" tanyanya.
Nini menoleh semringah. "Boleh nanti malam? Aku sekalian mau diriin tenda gitu di dekat gazebo, terus nyusun-nyusun bantal biar bisa tidur santai."
Menyendokkan nasi dan memberikannya pada Nini, Abel mengangguk. "Tendanya tapi kita nggak punya. Pinjam punya Ubay sebentar boleh kali, ya?"
"Aku yang ambil sendiri," tolak Nini sembari mendorong piring berisi nasi yang diberikan Abel lantas mengisi piring lain untuk dirinya sendiri. "Kalau Ubay ngasih, ya kita pinjam sebentar aja."
"Mmm—nanti aku coba nanya."
"Bonjour!" Sebelum berhasil menyuapkan makanan ke dalam mulut, Cyntia muncul dengan Collar dress dan kotak makan. "Hai, pagi." Ia terkekeh, serta-merta membuat Nini merotasikan bola mata.
"Cyn, ada apa?" tanya Abel.
"Mau nyapa aja. Makan di rumah nggak enak banget suasananya, jadi lagsung cuss ke sini deh. Nini, boleh ya gabung sarapan di sini?"
Sebagai manusia yang memiliki kemampuan switch personality, Nini tersenyum ramah. "Boleh, dong."
"Ahh, makasih banget." Cyntia terkekeh senang, mulai duduk di hadapan Abel. "Jadi inget masa-masa dulu. Kita sering makan bareng ya, Bel."
"Hmm, bener." Abel menyahut sambil menambah kuah sup sayur ke atas piringnya.
"Ini yang masak siapa aja? Banyak banget aneka kuah-kuahan."
"Soto aku yang bikin, selainnya buatan Bi Ummu."
"Wahhhhhh."
Begitu tahu bahwa ada tanda-tanda Cyntia akan menyicipi soto tersebut, Nini segera meraihnya. Dengan sengaja menuang banyak kuah ke atas piring beserta isi-isinya.
"Oh, kamu mau?" tanyanya pada Cyntia seolah tidak tahu. "Well, kamu pernah bilang udah terbiasa sarapan pakai roti, jadi aku pikir kamu gak akan mau ini. Tapi aku gak keberatan bagi punyaku, mau?"
Hanya sedetik kira-kira, Nini bersumpah bisa menangkap raut sinis di wajah perempuan itu, yang kemudian serta-merta membuat Nini mengulum senyum.
***
Abel mengunjungi Family First Hospital tepat dua puluh menit sebelum jam akhir praktik. Ketika diizinkan masuk ke dalam ruangan istrinya, Nini sedang melakukan vaksinasi pada dua bayi terakhir.
"Hera itu Dok, jarang banget nangis. Gak kayak Heri yang tiap menit kayaknya ngeraung terus, apalagi ditinggal bentaran. Jadi, karena merasa Hera beda sendiri, Paniklah saya sama suami saya, takut Hera kelainan. Nah, ternyata emang anaknya anteng. Pokoknya dikasih ASI sesuai jadwal, ditemenin, digantiin popok, dia aman," cerita Ibu berbayi kembar.
Nini terkekeh. "Bayi jarang menangis sebenarnya nggak perlu terlalu dikhawatirkan kok, Bu. Itu artinya Ibu sudah merawat bayi dengan benar sehingga bayi merasa nyaman. Terutama kalau bayinya kayak Hera gini."
"Iya, Dok. Dia pendiam gini, makannya lahap terus, kalau dinyanyi-nyanyiin dia ngerespon juga."
"Nah itu poin utamanya. Jadi kalau bayi jarang nangis, makan lahap, respontif, itu aman. Tapi kalau sebaliknya, Ibu sebaiknya berkonsultasi pada dokter."
KAMU SEDANG MEMBACA
WIFEY
RomansaAbel tetap menikahi Nini Samara meski tahu istrinya itu membenci semua laki-laki. Dan sebagai wanita yang tidak memiliki simpati terhadap lelaki, Nini tidak mengacuhkannya. Tapi dunia tidak membiarkannya begitu saja. Ada saja kejadian menjengkelkan...