63 - Rifky is back

3.9K 487 142
                                    

WIFEY BY TRARAMADHANY

Instagram : @traramadhany & @hf.creations

****

Sejak menikah, Abel punya tiga hal yang paling disukai. Satu, wajah Nini. Dua, senyum Nini. Tiga, barang-barang Nini. Meski barang-barang istrinya itu terlihat lebih mendominasi kamar, Abel menyukainya.

Saat menceritakannya pada Ubay, Ubay bereaksi ingin muntah di tempat. "Kalau aja bucin itu penyakit, lo udah stadium akhir, Man!" 

Ya, mungkin. Tapi mencintai Nini sebanyak itu rasa-rasanya bukan hal yang percuma. Menghabiskan banyak bulan mencintai seorang diri, ia pada akhirnya mendapatkan cinta wanita itu. Meskipun—Abel masih ragu karena Nini bisa bilang cinta tanpa rasa cinta sedikitpun.

Abel ditarik dari lamunan saat ponselnya berbunyi. Nama Rfky terpampang di layar, yang segera membuat Abel mengangkat dan menempelkan ponsel di telinganya.

"Mas, I wanna tell you something."

"Ya, shoot," sahut Abel.

"Aku besok sidang."

"Cool, selamat ya."

"Thanks. Mas bisa datang, nggak? Jam dua."

"Selesai jam dua? Saya usahain, semoga besok kerjaan saya nggak banyak."

"Mmm—oke."

"Yap."

"Nini—"

"Nini? Kamu mau bicara?"

"Nggak deh. Kita lagi—musuhan. Tapi aku bakalan seneng kalau dia datang juga besok."

Abel melirik Nini yang sedang berdiri di depan cermin, memegang dua gaun dan memilih mana yang paling layak untuk dikenakan besok.

"Nanti saya ajak."

"Makasih, Mas. Aku tutup, ya."

"Oke. Semoga lancar untuk besok."

"Amin."

Menjauhkan ponselnya, Abel kembali menatap Nini yang kini sudah beralih memegang g-string, mencocokkannya dengan pakaian tidur.

"Sayang," panggil Abel.

"Hm?" gumam Nini, melirik dari cermin.

"Tadi Rifky nelepon, katanya besok sidang. Kamu bisa ke sana?"

"Jam?"

"Jam dua selesainya."

"Nggak bisa, aku selesai praktik jam tiga."

"Dia kayak berharap kita bisa datang."

Nini mendesah. "Kalau kamu pergi ke sana, aku ikut. Tinggal permisi ke Papa."

"Okay, then."

***

Pukul 14:25 Nini dan Abel akhirnya sampai di kampus Rifky. Meski sama-sama berhalangan, keduanya berusaha untuk tetap datang. Nini sendiri harus izin kepada Papa dan mengatur ulang jadwal praktiknya.

Sementara Abel membaca pesan WA yang berisikan tempat Rifky menunggu, Nini melirik ke arah perutnya yang kian membesar.

"Oh, itu dia."

Mendengar suara Abel, Nini melirik ke luar jendela. Rifky terlihat tengah tertawa bersama teman-temannya. Laki-laki itu mengenakan kacamata hitam, selempang, dan headband hitam.

Terlalu lama memandang, Nini bahkan tidak sadar kalau Abel telah turun dan membukakan pintu mobil untuknya.

Melihat Abel merentangkan kedua tangan ke arahnya, memosisikan diri seperti Ayah yang siap menangkap putrinya agak tidak terjatuh, Nini mencebik. "Stop doing that."

WIFEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang