14 | Dongeng dari pangeran tampan

1K 110 2
                                    

Raina mengukur tinggi badannya lagi untuk kesekian kalinya, namun tak ada tanda-tanda bahwa ia tumbuh lebih tinggi satu centi pun. Hal itu membuat Raina menghela nafas kecewa, kemudian ia menimbang berat badan dan hasil angka yang ditunjukkan membuat Raina tersenyum kecil.

Ia berhasil mengurangi 3 kg lemak dari tubuhnya setelah berolahraga dengan Leon selama 5 hari ini.

Raina beranjak duduk di sofanya.
"Mau sampai kapan kayak gini?"

Mengingat-ingat bahwa uang Raina mulai menipis dan bahkan gadis itu, menyisahkan satu ponsel dan sudah menjual 9 ponselnya untuk makan sehari-hari.

"Kerja paruh waktu?" tawarnya pada diri sendiri. "Ah tapi aku tidak bisa!"

Telepon Raina berdering membuat gadis itu dengan cepat mengangkatnya karena sudah hafal seseorang yang akan meneleponnya setiap malam.

"Halo Bian?"

"Halo Rain, bagaimana hari ini?"

Raina mendengus. "Biasa saja."

"Kenapa? Ada kesulitan?"

Raina melangkah kan kaki ke arah kamar lalu membaringkan tubuh di kasur.

"Iya, aku rasa aku nggak bisa hidup kayak gini terus Bian."

"Kayaknya aku butuh pekerjaan lain selain bermimpi jadi model."

"Itu percuma, gak ada hasilnya."

"Kamu jangan kayak gitu dong Rain, pasti bisa kok semua kan butuh prosesnya."

"Kalau kamu mau kerja paruh waktu aku bakalan cari in."

Raina memejamkan matanya lelah.
"Tapi aku nggak bisa Bian..." lirihnya.

"Kamu nggak bisa karena belum mencoba Raina."

"Pasti bisa, dicoba dulu."

"Iyadeh Bian, kalau ada lowongan kerja bilang ke aku."

"Nah gitu dong. Kamu mau tidur?"

"Enggak, belum ngantuk."

"Udah jam 12 Raina, tidur ya."

"Tapi belum ngantuk, dongengin dulu baru tidur hehe."

Terdengar suara tawa Bian dari telpon membuat senyuman Raina melebar.

"Oke, aku dongengin ya dengarin."

Raina membenarkan posisi tidurnya dan menarik selimut untuk menyimak cerita dongeng dari Bian dengan seksama.

"Suatu hari seorang putri cantik tiba-tiba tersesat di depan sebuah istana tua yang terlihat menyeramkan."

Baru saja Bian membacakan cerita namun Raina malah terkekeh.
"Padahal aku tidak tersesat."

"Kenapa tertawa? Aku tidak membicarakanmu."

"Baiklah lanjutkan."

"Dia tidak tahu kalau ratu dari istana itu menghampirinya, ia justru berlari ketakutan."

Raina terkekeh lagi. "Kak Clara?"

"Ratu itu berhasil membuat putri cantik itu terhenti, namun anehnya putri misterius itu pingsan secara mendadak."

"Dengan cepat, Ratu memanggil empat pelayan pria dan menyuruhnya menggendong sang putri."

Raina terdiam "Bukan pelayan, mereka pangeran."

"Hㅡhah?" pekik Bian kebingungan.

"Ganti peran mereka sebagai pangeran."

"Baiklah, jadi keempat pangeran itu datang dan membawa putri itu masuk ke dalam istana."

Halo Tetangga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang