Bian terus berlari sekuat tenaganya seraya menggandeng tangan Raina, banyak dari anak buah pak botak gendut yang kini sudah mulai kehilangan jejak mereka dan menyisahkan 2 orang saja yang masih mengejar Bian dan Raina.
Meskipun banyak orang yang memperhatikan karena kostum aneh mereka, Bian tak peduli yang hanya ia pedulikan kini hanya satu.
Yaitu, menyelamatkan hidup Bara.
"Bian, sakit." lirih Raina membuat Bian menoleh memperhatikan kaki Raina yang terluka karena berlari sembari mengenakan sepatu kaca.
"Tahan ya."
Bian memperhatikan sekeliling mencari tempat persembunyian yang aman, dan akhirnya menemukan gang kecil.
Sialnya ia tak tahu jalan gang kecil itu justru menjadi jalan pintas untuk ke jalan raya.
Bian terus berlari menelusuri gang kecil itu, kurang dari seperempat jarak mereka akan menginjakkan kaki di jalan raya yang amat ramai.
Di sisi lain, salah satu mobil di jalan raya yang ramai terdapat suatu ketenangan jiwa para penghuni mobil, mereka tengah menikmati alunan musik dari artis favorit mereka.
Gfriend ㅡ sunrise.
"Suara eunha memang tidak kaleng-kaleng," ujar Leon menghayati sembari mengemudi.
"Tapi yuju tetap yang terbaik," saut Bara yang duduk di samping Leon.
Leon melirik manusia yang kini memejamkan matanya santai di bangku belakang mobil dari kaca.
"Menurutmu siapa yang terbaik, Van?"
Zevan membuka matanya.
"Sowon yanㅡ"Cittt!!
Bruk!
"Ck! Apa-apan kau?!" umpat Zevan kesal memegang keningnya yang kini kian memerah.
Ia paling tidak suka bila wajah tampannya terlukai.
"Diamlah dungu! Sepertinya aku menabrak seseorang!" pekik Leon.
Bara melihat ke arah depan mobil dan melihat dua manusia yang terlihat baik-baik saja.
"Mereka baik-baik saja," ujar Bara membuat Leon ikut memperhatikan.
"Apa-apaan? Cinderella?! Mereka sedang kawin lari apa bagaimana?!" kesal Leon memekik.
Bara masih memperhatikan mereka dengan jeli, sedangkan Zevan tak peduli lelaki itu hanya memedulikan keningnya yang malang.
"Tetapi bukankah wajah mereka terlihat familiar?" Bara mengingat.
Leon pun merasa seperti itu.
"Benar sekali, sepertinya aku pernah bertemu dengan mereka.""Artis mungkin?" tambahnya.
Zevan dengan ingatan terkuat akhirnya membantu mereka menemukan identitas si cinderella dan pangeran itu, ia melihat dengan jeli dan akhirnya mengumpat.
"ITU BIAN GOBLOK!"
Bara dengan segera membuka jendela dan memunculkan kepalanya. Ia lupa kalau mobil mereka kini melintas di jalan raya, dan dengan seenak pantat memunculkan kepala secara tiba-tiba hal itu mengundang runtutan suara klakson mobil di belakang.
"OY! KENAPA KAU ADA DISANA?!" teriak Bara pada Bian yang masih terdiam di tengah jalan raya.
Mata Raina memicing.
"Bian! Itu Bara, ayo!"Gadis itu menggeret tangan Bian dan tanpa aba-aba langsung masuk ke dalam mobil di bangku belakang.
"Ada apa ini?" Leon keheranan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halo Tetangga!
Підліткова літератураRaina datang sebagai tetangga dari keempat lelaki tampan itu. Di apartemen tua, dimana terdapat empat lelaki yang berwujud layaknya seorang pangeran dingin itu mulai terusik dengan kehadiran seorang gadis lancang yang tiba-tiba muncul sebagai tetang...