11 | Berguru pada Leon Davin

1.1K 142 2
                                    

Wanita itu tersenyum genit ke arah Leon tak lupa juga memukul manja dada Leon, sedangkan alis Leon mengernyit terlihat tidak suka ia menahan tangan wanita itu dan sedikit berbicara yang tidak bisa didengar oleh Raina. Lalu wanita itu menunduk, ia mengusap ujung mata terlihat seperti menangis. Leon memegang bahu wanita itu terlihat kasar dan pergi begitu saja.

Bukankah ini merupakan kesempatan yang baik untuk Raina?

Gerak-gerik mencurigakan mereka diatas telah ia abadikan di handphonenya, dengan begitu kini Raina mempunyai sebuah umpan untuk Leon.

Raina gadis itu melangkah masuk ke dalam toilet memperhatikan seorang wanita yang masih menangis lalu keluar dari toilet, tak lama setelah itu muncul lah Leon dari dalam toilet sembari membawa beberapa tissue.

"Seseorang yang menjadi inspirasi para remaja adalah lelaki kasar yang menindas wanita? Benar-benar tidak bisa dipercaya," ujar Raina sembari menatap wajahnya di kaca.

Leon yang merasa diajak bicara pun menoleh. "Apa maksudmu?"

Raina membalikkan badannya dan tersenyum licik ke arah Leon lalu mulai memutar video yang ia abadikan tadi.

Leon memperhatikan dengan teliti video itu, karena videonya diambil dari kejauhan di video hanya terlihat gerak-gerik mereka namun tidak terdengar apa yang sedang mereka bicarakan, hal itu membuat kesan Leon di video terlihat seperti lelaki kasar.

"Itu tidak seperti yang kau pikirkan," bantah Leon.

"Aku tidak peduli, tapi orang-orang akan beranggapan kalau kau membuatnya menangis."

"Aku penasaran bagaimana nasibmu setelah video ini beredar di internet." Raina smirk.

Leon berdecih pelan. "Kau licik sekali."

Raina mengangguk menyutujui. "Ya aku tahu aku memang licik."

"Jadi apa maumu?" tanya Leon tanpa basa-basi membuat Raina tersenyum senang dan berkata, "Bantu aku olahraga."

Mendengar itu Leon teringat akan bujukan Bian beberapa hari lalu, kemudian ia tertawa setelahnya.
"Jadi kau susah payah mengancamku hanya karena itu?"

Raina mengangguk tanpa malu.

"Baiklah mulai besok kau akan berolahraga bersamaku, tapi jangan menyesalinya," ketus Leon terdengar mengancam.

"Tidak akan."

.....

Setelah disaksikan Bian kini Leon juga menyaksikan sisi kacau dari seorang Raina yang baru saja bangun tidur.

"Wah sangat mengejutkan," cicit Leon sembari menatap lebay wajah Raina.

Raina menguap ia menggaruk punggungnya malas. "Ada apa?"

"Katamu ingin berolahraga bersamaku."

Sejenak Raina berpikir, lalu setelah 3 detik ia ingat. "Oh iya, tunggu."

Tak jauh berbeda dengan keadaan Bian yang kakinya ingin mati rasa menunggu Raina, kaki Leon pun hampir mati rasa dibuatnya untung saja otot kaki Leon yang kuat berhasil menahannya.

"Maaf lama." Raina menutup pintu.

"Ya sangat lama." Berbeda dengan Bian, lelaki bernama Leon ini jujur.

Leon memimpin langkah dan Raina mengekori langkahnya, gadis itu menatap punggung lebar Leon ketika berjalan di belakangnya. Setelah turun ke lantai 2, langkah Leon yang terus memimpin akhirnya masuk ke dalam ruang gymnasium.

"Wah aku pertama kali masuk kesini," ungkap Raina takjub memperhatikan alat-alat gym.

Leon memakai topi yang ia simpan di loker dan meniup peluit untuk memantu Raina.

Pritt!

"Oke langkah pertama kau harus mengukur berat badanmu," titah Leon memerintah Raina.

"Wah kau terlihat seperti guru olahragaku!" takjub Raina.

"FOKUS!!"

Raina terjingkat kaget, ia segera menimbang berat badannya. Agar lebih meyakinkan, Leon melihat sendiri angka yang ditunjukkan oleh timbangan badan.

"56?!" pekik kaget Leon membuat Raina berdecak kesal.

"Kau berlagak seseolah aku adalah manusia paling berat di dunia." Kesal Raina.

Leon menghiraukan ucapan Raina dan lebih memperhatikan tubuh Raina dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Tubuhmu terlihat kecil, tapi bagaimana bisa kau seberat ini?"

Raina turun dari timbangan.
"Berhenti membicarakan berat badanku, katakan saja bagaimana caranya agar aku langsing."

Melihat Raina yang tak sabaran, Leon dengan cepat merubah wajahnya menjadi mode serius.

"Pertama kita pemanasan dulu."
"Lakukan gerakan shoulder strech," sambung Leon.

Raina menggaruk kepalanya bingung. "Gak bisa bahasa inggris, bukan orang inggris."

"Luruskan badan." Raina meluruskan badan. "Tarik lengan kananmu ke arah kiri, dan tahan lengan ini dengan tangan kiri."

Leon membenarkan tangan Raina, membuat gadis itu merasa terbantu.

"Udah, terus?"

"Tunggu 30 detik."

Layaknya anjing peliharaan, Raina mematuhi perintah Leon tanpa bantahan apapun.

"Sudah 30 detik, sekarang ganti yang lengan kiri." Leon melihat stopwatch nya.

Setelah melakukan gerakan shoulder strech, Leon memerintahkan Raina untuk melakukan gerakan hip movement.

"Lingkarkan tangan kiri di pinggang."

"Lalu tarik lengan kananmu ke atas hingga melewati kepala."

"Lakukan gerakan itu terus-menerus sampai 30 detik."

Leon terus membimbing Raina hingga gerakan akhir untuk pemanasan.

"Sekarang gerakan hip movement," ucap Leon.

"Hip? Lagunya mamamoo?!" kejut Raina yang juga mengundang atensi Leon.

"Kau tahu mamamoo juga?"

"Tentu saja! Aku MooMoo!" seru Raina semangat juga membuat Leon semakin tertarik.

"Aku juga, siapa biasmu?"

Raina berpikir, meskipun ia perempuan tapi ia juga sangat sulit menemukan bias di Mamamoo.
"Em, mungkin Solar?"

"Kalau kau?" tanya Raina balik.

"Aku tentu saja Hwasa!" Leon antusias kemudian ia sedikit bersenandung menyanyikan lagu Maria.

Astaga Raina tidak tahu kalau Leon bisa selucu ini!

"Jadi tadi kau menyuruhku apa Leon?" tanya Raina yang membuat Leon sadar.

"Oh iya, hip movement.".
"Lingkarkan tanganmu di pinggang, lalu gerakan pinggulmu perlahan."

Otak Raina yang sedang encer membatunya melaksanakan perintah Leon.

Dengan cepat Raina menggoyangkan pinggulnya.

"Seperti ini?" Raina bergoyang, ia bahkan berpikir bahwa dirinya sekarang terlihat konyol.

"HAHAHA, jangan terlalu berlebihan!" seru Leon tertawa melihat Raina yang bergoyang layaknya mesin pijat otomatis.

Melihat Leon yang sepenuhnya tertawa karena kelakuan konyolnya, Raina justru semakin menambah tempo goyangan pinggulnya membuat Leon semakin terbahak-bahak.

Raina rela menjadi konyol demi melihat lesung pipi Leon saat tersenyum karenanya.

"Setelah Bian sekarang kau menargetkan Leon?" Zevan tiba-tiba muncul di hadapan mereka.

"Sial, dasar pengganggu."

.....


Semoga kalian nggak bosen sama kelakuan si hujan hehe^_^

TBC.

Halo Tetangga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang