Bian memotret makanan yang akan ia makan, selain menjadi fotografer yang handal Bian juga seorang selebgram yang selalu berbagi kegiatannya dengan para penggemar di akun instagramnya. Setelah mengupload foto, Bian segera menyantap pasta yang sudah berada di hadapannya.
Ia memperhatikan sekitar dan tersenyum menyapa penghuni Asakita lainnya yang sedang makan di restoran pribadi milik apartemen Asakita. Disaat mata Bian melihat semua orang sibuk dengan keluarga dan makanannya masing-masing, pandangan Bian tersalah fokuskan dengan Raina yang terduduk di pojok sembari meminum segelas air putih.
Meskipun penasaran, Bian memilih untuk tidak peduli.
"Bian...."
Bian terkejut lalu mendongakkan kepala. Gadis yang baru saja ia lihat di pojok ruangan kini tiba-tiba muncul di hadapannya.
"Iya?"
Raina menggigit bibirnya canggung.
"Aㅡaku boleh duduk disini?"Bian mengangguk bingung.
Dan dengan perasaan hati yang senang Raina duduk di depan bangku Bian.
"Makan saja! jangan merasa terganggu!" seru Raina ramah.
Menghiraukan Raina, Bian mulai melahap pastanya hingga habis.
Bian meneguk air putih lalu meletakkan gelasnya di meja.
"Aku sudah selesai makan, kau tidak makan?"Wajah Raina cemberut, tapi hatinya tersenyum. Ia tahu ini saatnya membuat Bian merasa iba padanya.
"Aku tidak punya uang untuk beli makanan," lirih Raina penuh drama. Mengusap ujung matanya yang kering.
"Tapi tak masalah aku minum air putih saja."
Bian menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal, ia terlihat sedikit canggung dan bingung. Raina tahu Bian pasti sudah masuk ke perangkapnya!
"Em, kalau begitu kau mau kubelikan makanan?" tanya Bian ragu.
Raina menggeleng semangat. "Tidak! Aku sekarang tidak butuh makanan."
"Aku butuh pekerjaan," tambah Raina.
"Kalau begitu carilah pekerjaan." Melihat reaksi Bian yang tak begitu iba pada Raina membuat gadis itu memasang wajah yang menyedihkan lagi.
"Aku tidak tahu bagaimana caranya untuk mendapatkan pekerjaan." Raina menunduk sedih untuk mendalami suasana.
"Apakah kau memiliki cita-cita?"
"Ya, aku punya. Tapi impian itu hancur seketika semenjak kau mengatakan aku pendek kemarin."
Alis Bian mengernyit heran.
"Bagaimana bisa?""Karena cita-citaku adalah menjadi model! Dㅡdan sekarang aku tak tahu harus bagaimana....."
Air mata buaya Raina mengalis deras dengan sendirinya, ia berteriak menangis menambah suasana yang dramatis membuat orang-orang bertanya apa yang sedang terjadi di tempat seharmonis ini.
"Dia kenapa?"
"Mungkin perkelahian pasangan."
"Siapa itu? Penghuni baru? Bersama Bian?"
"Setahuku selera Bian bukan yang seperti itu."
"Mereka putus?"
Mendengar bisikan dari orang-orang yang berprasangka buruk pada mereka, Bian menepuk-nepuk bahu Raina berusaha untuk menenangkannya.
"Jangan menangis."
Isakan Raina semakin menjadi-jadi membuat Bian menjambak rambutnya frustasi.
"Aku akan membantumu, jadi jangan menangis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Halo Tetangga!
Roman pour AdolescentsRaina datang sebagai tetangga dari keempat lelaki tampan itu. Di apartemen tua, dimana terdapat empat lelaki yang berwujud layaknya seorang pangeran dingin itu mulai terusik dengan kehadiran seorang gadis lancang yang tiba-tiba muncul sebagai tetang...