[ FOLLOW TERLEBIH DAHULU ]
[ SEBELEM MEMBACA ]
Alva Reano Afair. Anak tunggal dari keluarga Afair. Memiliki garis wajah yang terpahat sempurna dengan rahang tegas, hidung mancung, iris mata yang tajam bagaikan mata elang, alis tebal dan memili...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HAPPY READING
♣♣♣
Semua orang yang berada di koridor terus saja berteriak histeris terutama kaum hawa. Bagaimana tidak lima most wanted sekolah berjalan beriringan menuju kantin. Seragam sekolah yang tidak tertata rapih, rambut yang berantakan menambah kesan bad boy pada mereka. Teriakan teriakan kaum hawa yang tidak di hiraukan oleh Alva, Rafa, Pano dan Jeje. Berbeda dengan Raka yang sudah menggoda para cewek di koridor.
"Hai cantik kenalan dong." ucap Raka.
Pada seorang perempuan yang sedang berjalan di koridor. Perempuan tersebut yang masih menyandang status adik kelas tersenyum malu karena di goda oleh seniornya. Saat akan menjawab pertanyaan Raka. Raka sudah meninggalkannya terlebih dahulu. Dan membuat senyumnya pudar.
"Hai sayang balikan yuuu." ucap Raka pada salah satu mantannya yang bernama Yora.
Paak. Yora menampar pipi Raka
"Mata lo tuh balikan." balaa Yora sambil berjalan meninggalkan Raka.
Mungkin Yora merasa sakit hati karena perasaannya di mainkan oleh seorang fakboyy seperti Raka.
Fano dan Jeje yang sedari tadi melihat ke arah Raka langsung membelalakan matanya. Raka di tampar perempuan. Mereka berdua tertawa terbahak bahak karena melihat pipi Raka yang memerah.
"Mamposs lo Ka. Makanya jangan mainin perasaan cewe." ujar Jeje masih tertawa terbahak bahak.
"Kena karma kan lo." timpal Pano yang juga tertawa terbahak bahak.
"Sialan lo pada." ucap Raka kesal. Sambil memegang pipinya yang memerah.
------------
Mereka berlima sudah berada di kantin dan duduk di bangku paling pojok. Banyak pasang mata yang terus menatap ka arah meja Alva dan teman-temannya.
"Mau pada pesen apa biar gue yang pesenin." tawar Raka pada temannya.
"Tumben baik lo." ujar Jeje pada Raka.
"Gue yang pesenin, pak bos yang bayar." timpal Raka sambil menyengir.
"Yeee dasar, kirain lo yang mau traktir." ucap Jeje memutar bola matanya.
Alva langsung mengeluarkan uang kertas berwarna merah dan memberikan pada Raka. Raka menerima uang pemberian Alva dengan senang hati.
"Mau pada pesen apa?" tanya Raka. Mengarahkan pendangannya pada teman temannya.