HALOW!!
♣♣♣
Satu minggu semua berjalan pada radarnya masing-masing. Melakukan semua kegiatan yang memang seharusnya dilakukan setiap harinya. Begitu pun dengan suasana lingkungan sekolah yang kembali ramai akan para siswa/i yang berjalan kesana kemari dan bercengkrama dengan satu sama lain. Pengumuman kelulusan yang diadakan hari ini membuat semua murid berdatangan, khususnya para kakak tingkat yang akan melihat hasil jerih payah mereka selama tiga tahun mengikuti pembelajaran di sekolah Dirgantara.
Auditorium menjadi tempat dimana pengumuman kelulusan di adakan. Semuanya sudah berkumpul dan duduk di tempatnya masing-masing. Tidak terkecuali Alva dan keempat temannya yang sudah duduk di barisan terdepan di angkatan ips.
“Menurut gue, gue bakalan jadi peringkat pertama satu angkatan tahun ini.” Raka berucap. Kepedean yang sempat beberapa lalu di ucapkan oleh Raka, nyatanya masih sampai sekarang melekat pada diri Raka.
Pano memutar bola matanya malas. “Kalo lo lupa, disini ada yang lebih pinter dari pada lo. Ngga mungkin banget, seorang Raka jadi peringkat pertama satu angkatan.” Ucapnya.
“Ngga ada yang ngga mungkin di dunia ini.” Balas Raka tidak terima.
“Kalo lo sih, banyak ngga mungkin-nya. Yaa ngga gaess?” Alva, Rafa, dan juga Jeje mengangguk setuju dengan apa yang di katakan oleh Pano.
Raka menatap nyalang keempat temannya. “Jahat banget lo semua.” Ucapnya.
Perdebatan kecil lima orang di depan dan puluhan orang di belakang berhenti saat bapak kepala sekolah menaiki panggung auditorium. Di tangannya sudah terdapat kertas yang berisi nama-nama siswa/i berprestasi di Dirgantara.
"Bisa tenang sebentar anak-anak." ucapnya.
Kata demi kata tersampaikan dari mulut Pak Handoko selaku kepala sekolah sebagai kata sambutan dan ucapan selamat atas kelulusan anak didiknya yang sudah menempuh pendidikan selama tiga tahun di Dirgantara.
Suka dan duka di lewati selama masa pendidikan mereka. Tiga tahun terakhir nyatanya tidak selama yang mereka bayangkan. Masa-masa sma katanya paling menyenangkan dan mengesankan, kebebasan dan pengembangan diri mereka rasakan di masa sma. Memang nyatanya sangat berkesan.
Alva dan keempat temannya tersenyum lebar, tidak menyangka akan secepat ini masa-masa sma mereka. "Selamat atas kelulusan kita gaes. Semoga pertemanan kita ngga akan berhenti sampe sini, tapi sampe kita tua dan punya anak." ucapan Raka membuat keempatnya terkekeh.
"Gini nih kalo pikirannya kawin terus." ucap Pano menggelengkan kepalanya.
"Nikah bego." geplak Jeje.
Kembali pada bapak Handoko. Tangannya mulai membuka lembaran kertas yang dia pegang, matanya membaca beberapa siswa berprestasi Dirgantara.
"Peringkat satu angkatan di berikan kepada, Aksa Apriliano." ucap pak Handoko yang langsung mendapat gemuruh tepuk tangan dari semua murid. Ingat apa yang terjadi pada anak didiknya pak Handoko meminta salah satu teman Aksa untuk mewakili mengambil piala penghargaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASZAIR
Teen Fiction[ FOLLOW TERLEBIH DAHULU ] [ SEBELEM MEMBACA ] Alva Reano Afair. Anak tunggal dari keluarga Afair. Memiliki garis wajah yang terpahat sempurna dengan rahang tegas, hidung mancung, iris mata yang tajam bagaikan mata elang, alis tebal dan memili...