♣♣♣
alva mengernyitkan dahinya. Apa memang yang dipikirkannya benar. Bahwa Ayla dan Rafa saling mengenali dan menyembunyikan sesuatu. Alva juga bertanya tanya. Sebenarnya siapa Gio? Kenapa Ayla memanggilnya dengan embel embel Bang.
"Luka lo harus di obatin. Ikut gue!" ucap Alva yang mencekal lengan Ayla. Karena Ayla yang akan beranjak pergi.
Ayla yang merasa tertarik kebelakang membalikan badannya kembali menghadap Alva. Mata Ayla bertemu dengan manik hitam milik Alva.
"Gue bisa obatin sendiri di rumah." ucap Ayla melepas cekalan tangannya dari Alva.
"Gue ga nerima penolakan!" ucap Alva yang menekankan kalimat terakhirnya.
Alva kembali menarik tangan Ayla untuk mendekat ke arah motornya berada. Ayla mengalihkan pandangannya ke arah Rafa untuk meminta persetujuan. Karena Ayla juga takut jika harus pulang. Dia takut jika sang kakak mengetahuinya. Karena sekarang pasti kakaknya sudah berada di rumah. Rafa menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Ayla semakin pasrah tangannya di tarik oleh Alva.
"Naik." ucap Alva menyuruh Ayla untuk naik ke motornya.
"Eh tas gue di mobil." ucap Ayla yang meninggalkan ponsel dan tasnya di dalam mobil.
Ayla yang akan kembali ke arah mobilnya untuk mengambil tasnya berhenti karena mendengar suara milik Alva.
"Biar gue." ucap Alva yang akan mengambilkan tas milik Ayla.
Alva melangkahkan kakinya ke arah mobil putih milik Ayla untuk mengambilkan tasnya. Dia kembali dengan membawa tas selempang hitam dan menyerahkannya kepada Ayla.
"Thanks." ucap Ayla. Bagaimanapun Alva sudah mau mengambilkan tasnya.
"Pake." ucap Alva menyuruh Ayla mengenakan jaket miliknya, karena hari yang mulai menjelang malam.
Ayla menerima jaket yang diberikan oleh Alva dan memakainya. Karena Ayla yang memakai baju lengan pendek membuat dirinya kedinginan. Jaket yang kebesaran membuat tubuh Ayla tertutup dengan sempurna.
"Mobil gue gimana?" tanya Ayla karena mobil miliknya tidak ada yang mengendarai.
"Orang suruhan gue yang bawa." jawab Alva. Ayla hanya menganggukan kepalanya.
"Naik." ucap Alva yang mengarahkan tangannya untuk membantu Ayla naik ke atas motornya.
Teman teman Alva melongo tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Sejak kapan Alva mau berhubungan dengan seorang perempuan. Selama mereka berteman dengan Alva. Mereka tidak pernah melihat Alva mau mengambilkan barang milik perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASZAIR
Teen Fiction[ FOLLOW TERLEBIH DAHULU ] [ SEBELEM MEMBACA ] Alva Reano Afair. Anak tunggal dari keluarga Afair. Memiliki garis wajah yang terpahat sempurna dengan rahang tegas, hidung mancung, iris mata yang tajam bagaikan mata elang, alis tebal dan memili...