AS-18

10.4K 460 1
                                    

♣♣♣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♣♣♣

Alva terus saja melangkahkan kakinya menuju kelasnya berada. Mulutnya tidak sama sekali menghilangkan lengkungan di sekitar bibirnya. Alva sangat bersyukur dengan kembalinya Ayla hidupnya sedikit berubah dan lebih berwarna.

Dia sudah berada di depan kelas Xll Ips1 dan masuk kedalam.

"Permisi." ucap Alva tanpa menghentikan langkah kakinya.

Semua orang yang ada di dalam kelas terkejut sekaligus tercengang dengan apa yang mereka dengar. Sejak kapan Alva mengucapkan kata. Permisi. Saat masuk ke dalam kelas. Alva biasanya langsung menyelonong masuk tanpa memperdulikan guru yang sedang mengajar.

"Alva! Dari mana kamu?" tanya Pak Akbar. Pak Akbar sedikit terkejut dengan perubahan yang Alva tunjukan. Walaupun hal yang sepele tapi hal yang langka jika Alva yang mengucapkan.

"Kantin." ucap Alva yang sudah duduk di bangkunya.

"Kenapa kamu ke kantin? Bukannya langsung ke kelas?" tanya pak Akbar.

"Karena laper." ucap Alva yang lurus menatap gurunya. Pak Akbar hanya menggelengkan kepalanya. Ternyata sifatnya tidak terlalu berubah.

Pak Akbar kembali menghadap papan tulis dan menjelaskan materi kepada para muridnya.

Mata Alva lurus menghadap ke arah gurunya. Tapi tidak dengan pikirannya yang terus memikirkan sosok Ayla. Dia tersenyum cukup lebar karena teringat dengan senyuman manis milik Ayla.

"Ka. Itu beneran Alva?" tanya Pano yang melihat Alva melamun dan tersenyum sendiri layaknya orang gila.

"Ya iyalah, lo kira setan." jawab Raka yang fokus pada layar ponselnya.

"Liat bego, Alva senyum-senyum sendiri kek orang gila." ucap Pano yang mendorong kepala Raka agar menghadap ke arah Alva.

Raka membulatkan matanya dan membuka mulutnya lebar lebar.

"Tutup, mulut lo bau." ucap Pano yang menutup hidungnya dengan tangannya sendiri.

"Sembarang lo kalo ngomong." ucap Raka menoyor kepala Pano.

"Itu beneran Alva?" tanya Raka.

"Yee, orang nanya malah nanya balik." ucap Pano memutar bola matanya.

"Gue serius anjgg." ucap Raka.

"Mana gue tau, gue kan bukan dora." ucap Pano mengedikan bahunya acuh.

ASZAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang