AS-40

3K 76 11
                                    

♣♣♣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♣♣♣

Alva melajukan laju motornya dengan kecepatan rata-rata. Di persimpangan jalan, Alva melihat banyaknya motor besar yang menghalangi jalannya. Kecepatannya melambat dengan seiring motornya yang semakin dekat dengan segerombalan remaja di depannya.

Dia tau siapa mereka.

Alva menghentikan laju motornya. Dia melepas helmnya dan turun dari atas motor. Langkah kakinya maju beberapa langkah ke depan.

Orang yang berada di depannya tersenyum. Senyum yang penuh akan rasa iri dan dengki. Orang tersebut maju tepat di depan Alva.

"Mau lo apa?" tanya Alva langsung pada intinya.

Ronald tersenyum miring.

"Mana anggota lo yang lemah itu?" bukannya menjawab. Ronald malah balik bertanya dan meremehkan anggota Alva.

Alva terkekeh dan membuang muka.

"Menurut lo, siapa yang lemah disini? Anggota gue? Atau lo nya sendiri?" ucap Alva.

"Kurang banyak lo, bawa anggota lo?" ucap Alva lagi. Bagi Alva Ronald bukanlah apa-apa, karena Ronald hanya berlindung di belakang para anggotanya.

Ronald marah tentu saja. Dengan apa yang Alva katakan sama saja Alva menghinanya dan menganggap dirinya remeh.

"Gimana, masih mau jadi jagoan?" ucap Alva terkekeh.

Ronald tidak tahan akan hinaan yang dilontarkan dari mulut musuhnya itu.

"Lo boleh hina gue sepuas lo. Tapi jangan harap cewe lo aman, mungkin gue bisa celakain dia kapan aja." Ronald tersenyum dengan bungkamnya mulut Alva. Namun, detik kemudian ekspresi Alva berubah menjadi kekehan kecil.

"Lo kira gue bakalan takut sama anceman murahan lo itu?" ucap Alva terkekeh.

"Sepengecut itu diri lo, sampe bawa orang lain ke dalam ambisi lo?" ucap Alva lagi.

Bugh.

Stop. Ronald tidak tahan dengan apa yang Alva katakan sedari tadi. Niatnya hanya ingin membuat Alva takut akan ancamannya dengan membawa-bawa kekasihnya. Namun semuanya di luar dugaan, Alva tidak bereaksi apapun. Apa mungkin dia harus bertindak lebih jauh lagi.

Ronald menjauh saat Alva tidak membalas pukulannya. Dia berdiri dan menatap Alva yang masih terduduk di atas aspal.

"Tunggu aja tanggal mainnya." ucap Ronald. Setelahnya dia berjalan manaiki motor besarnya.

"Cabut." ucapnya pada para anggotanya. Suara deru motor saling beradu. Ronald dan anggotanya pergi meninggalkan Alva.

Alva berdiri dan berjalan ke arah motornya. Dia memakai helmnya dan melajukan motornya pergi meninggalkan tempat itu. Alva akui, ancaman yang dikatakan Ronald memang membuatnya takut. Bagaiaman jika Ayla kenapa-kenapa di tangan Ronald.

ASZAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang