♣♣♣
Di salah satu tempat bermain. Enam remaja laki-laki dan tiga remaja perempuan itu sedang menikmati permainan yang sedang mereka mainkan. Bagaikan milik sendiri, mereka semua tidak sama sekali menanggapi tatapan heran dari para pengunjung lain. Bagaimana tidak heran, mereka bersembilan bermain layaknya tidak ada oranglain.
"Maaf mas-mba. Bisa ngga, jangan berisik? Soalnya kasian dengan pengunjung yang lain." ucap salah satu pegawai.
Pano, Raka, Bobi, dan ketiga teman Ayla yang tadinya sedang bercanda gurau dengan keras langsung menatap orang yang tadi menegur mereka.
"Maaf juga ya mba. Namanya juga tempat bermain, pasti berisik. Ya kali sepi, itu mah kuburan namanya." balas Pano pada pegawai tersebut.
"Tapi mas-"
"Udah mba jangan di ladenin. Emang kaya gitu kelakuannya, ngga bisa diem." ucap Jeje memotong ucapan pegawai tersebut.
"Mewakili temen-temen saya, saya minta maaf." ucapnya lagi.
"E-eh iya." pegawai tersebut tersenyum dan langsung berlalu pergi dari hadapan mereka semua.
"Kalian." tunjuk Jeje pada Pano dan Bobi, karena keduanya yang paling berisik.
"Bisa ngga sih, jangan bertingkah malu-maluin. Gue sebagai temen kalian malu sendiri tau ngga." ucapnya.
"Mending gue main sama Aksa dari pada sama lo pada." ucap Jeje lagi. Dia berlalu pergi dan mengahampiri Aksa yang sedang duduk di salah satu kursi pengunjung.
"Lah, aneh gue sama orang-orang disini. Namanya juga tempat bermain pasti berisik lah." ucap Pano menatap heran Jeje.
"Lo yang aneh. Main sih main, tapi yaa jangan teriak-teriak bego." balas Salsa pada Pano.
"Serah gue lah." setelah berujar seperti itu, Pano langsung berlalu pergi dan menghampiri Rafa yang sedang berdiri tidak jauh dari mereka.
"Raf." ucap Pano. Dia merangkul pundak sahabatnya itu.
Rafa menoleh kesamping, dia mengangkat satu alisnya untuk bertanya.
"Gue haus. Beli Starbucks yuu, lo yang bayar." ucapnya pada Rafa.
"Ya udah. Ayo." balasnya. Pano tersenyum binar. Setelahnya, dia mengekori Rafa yang sudah berjalan terlebih dahulu dari belakang.
"Pan. Mau kemana lo?" teriak Raka. Karena Pano tidak menoleh, jadi Raka juga mengekori keduanya.
"Bob. Lo ga ngintilin mereka bertiga?" ucap Cyntia menunjukk Rafa, Raka, dan Pano dengan ekor matanya.
"Enggalah, Bobi mau main boneka aja di sana." balas Bobi menunjuk banyaknya boneka.
"Dih bentuknya doang cowo, dalemnya mah hello kity." ucap Salsa menyindir Bobi.
"Dih serah Bobi lah." balas Bobi. Dia langsung pergi dari hadapan ketiga teman Ayla menuju tempat boneka. Siska, Salsa dan Cyntia hanya menatap heran Bobi yang sedang bermain dengan boneka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASZAIR
Teen Fiction[ FOLLOW TERLEBIH DAHULU ] [ SEBELEM MEMBACA ] Alva Reano Afair. Anak tunggal dari keluarga Afair. Memiliki garis wajah yang terpahat sempurna dengan rahang tegas, hidung mancung, iris mata yang tajam bagaikan mata elang, alis tebal dan memili...