♣♣♣
Cahaya matahari yang menerobos masuk. Melalui celah-celah jendela. Membuat tidur nyenyak dua orang remaja laki-laki terganggu. Alva yang tidak tahan akan cahaya matahari. Membuka matanya pelan-pelan. Tangannya aktif mengusap kelopak matanya agar terbiasa dengan cahaya matahari.
"ANJING."
Bagaimana Alva tidak mengatakan kata itu. Setelah matanya terbuka dengan sempurna. Rafa berada di sampingnya dengan tangan yang memeluknya dari samping.
Rafa yang merasa tidurnya terusik. Semakin mengeratkan tangannya di pinggang milik Alva untuk mencari kenyamanan. Alva yang merasa jijik dengan kelakuan Rafa. Mendorong tubuh Rafa dengan sangat kasar sampai terjatuh di bawah. Lantai.
"BANGSAT."
Mata yang tadinya tertutup rapat. Seketika terbuka sangat lebar. Pantatnya begitu ngilu setelah bertabrakan dengan kerasnya lantai.
"Bangke lo Al. Ngapain sih main dorong orang." ucap Rafa. Dia berdiri dari duduknya. Tangannya aktif mengusap pantatnya yang sakit.
"Lo yang ngapain? Gue kan udah bilang. Tidur di ruang tamu, jangan satu ranjang sama gue." balas Alva.
"Tadi malem dingin bego, lo nyuruh gue tidur di luar tapi ga ngasih selimut. Terpaksa gue masuk sini."
Tadi malam Rafa memang tidur di ruang tamu. Tapi karena udaranya dingin. Dan badannya menggigil. Dengan setengah kesadarannya Rafa berjalan masuk ke dalam kamar Alva.
"Najis. Jijik gue sama lo." ucap Alva. Setelahnya dia masuk ke dalam kamar mandi.
Rafa mengangkat satu alisnya tidak paham. "Bodo." gumamnya. Dia kembali merebahkan tubuhnya pada ranjang kasur.
♣♣♣
"Ayla. Tungguin woy."
Mereka berdua sedang melakukan olahraga pagi. Memutari perumahan komplek dan ke taman kota. Walaupun tadi pagi sempat ada cecok. Di mana Ayla lah yang susah di bangunin. Jadi mereka sedikit kesiangan.
Ayla menghentikan larinya. Dia menengok ke belakang dimana sang kakak. Ngos ngosan. Padahal belum terlalu jauh berlari. Tapi Gio sudah kelelahan.
"Ay. Duduk dulu deh, gue cape banget." ucap Gio. Nafasnya tersedak sedak.
"Engga." balas Ayla.
"Ayo. Ga usah lebay, bang Gio itu laki harus kuat." ucapnya lagi.
"Tap-"
"Mau gue bilangin ke Rafa? Kalo bang Gio ga kuat lari, menurut Ayla sih, Rafa bakal ngetawain bang Gio yang letoy."
Gio menelan ludahnya. Jika bersangkutan seperti itu. Gio mending ngalah. Dari pada di ketawain Rafa. Ketawanya Rafa itu kaya orang ngremehin. Harga diri Gio nanti jadi turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASZAIR
Teen Fiction[ FOLLOW TERLEBIH DAHULU ] [ SEBELEM MEMBACA ] Alva Reano Afair. Anak tunggal dari keluarga Afair. Memiliki garis wajah yang terpahat sempurna dengan rahang tegas, hidung mancung, iris mata yang tajam bagaikan mata elang, alis tebal dan memili...