AS-03

17.3K 733 2
                                    

♣♣♣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♣♣♣

Cahaya matahari yang menerobos masuk melalui celah jendela kamar. Membuat seorang gadis yang sedang tertidur di atas ranjangnya langsung membuka matanya. Matanya yang terus mengerjap ngerjap untuk menyesuaikan cahaya matahari.

Tok tok tok.

Suara ketukan pintu dari luar kamar Ayla terdengar. Ayla yang masih tiduran di atas ranjang langsung beranjak dan duduk di tepian ranjangnya.

"Masuk aja." ucap Ayla sambil mengucek matanya.

Cekleek.

Pintu terbuka. Seorang wanita paruh baya lengkap dengan celemek yang melekat pada tubuhnya mendekat kepada Ayla.

"Maaf non. Bibi di suruh tuan buat bangunin non Ayla. Dan non Ayla sudah di tunggu di ruang makan oleh tuan." ucap bi Inah pembantu yang bekerja di mansion keluarganya.

"Oh iya bi. Makasih banyak." jawab Ayla dengan senyum manisnya.

"Baik non. Bibi permisi ke bawah dulu." ucap bi Inah. Ayla hanya menganggukan kepalanya.

Bi Inah beranjak pergi dari kamar Ayla dan menutup pintu kamarnya.

Setelah kepergian bi Inah. Ayla beranjak dari duduknya dan masuk ke dalam kamar mandi. Selang beberapa menit Ayla keluar dari kamar mandi menggunakan bathrobe dan masuk ke dalam bathroom.

Ayla berdiri di depan kaca yang berada di bathroomya. Dia menata rambutnya dengan rapih dan mengoleskan pelembab bibir pada bibirnya. Ayla tidak perlu merias wajahnya dengan make up karena wajah Ayla yang cantik alami.

Setelah selesai menata penampilannya. Ayla keluar dari dalam kamar menenteng tas putih pada kedua pundaknya. Saat sudah tiba di ruang makan Ayla melihat kedua orangtuanya dan kakak laki lakinya sedang duduk di meja makan.

"Pagi. Mah pah." ucap Ayla.

Ayla mendekati Hendra dan Elina. Dia mencium pipi kedua orangtuanya secara bergantian. Hendra dan Elina hanya tersenyum dan mengelus lembut surai hitam milik Ayla.

"Abang ga nih?" ucap Gio sambil menatap Ayla.

Ayla yang mengerti ucapan Gio langsung mendekat dan mencium pipi sang kakak. Gio hanya terkekeh. Menurutnya Ayla adalah perempuan yang istimewa di hidupnya.

Ayla duduk di dekat Gio. Mereka semua fokus pada makanannya masing masing. Hanya ada suara dentingan sendok yang saling beradu.

"Papah ga ke kantor?" tanya Ayla yang sudah menyelesaikan makanannya.

"Ga dulu deh. Papah masih cape." ucap Hendra menjawab pertanyaan Ayla.

"Ayla juga cape tapi tetep sekolah." ucap Ayla yang membalas ucapan Hendra.

"Kamu udah kelas 12 harus kejar materi. Lagian bang Gio kan bisa gantiin papah." ucap Hendra melirik pada Gio.

Gio hanya menatap malas Hendra. Pasti akan selalu seperti ini jika sang papah kelelahan, pekerjaannya akan di serahkan kepada Gio.

ASZAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang