AS-42

2.6K 88 4
                                    

♣♣♣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♣♣♣

Ayla berdiri di depan cermin kamarnya. Seragam sekolahnya sudah melekat rapih pada tubuh rampingnya. Tangannya terangkat untuk memegang kedua matanya yang membengkak karena terlalu lama menangis tadi malam. Memang, dia sudah berjanji kepada Aksa untuk tidak larut dengan masalahnya bersama Alva. Namun, ini semua tentang hati dan perasaan yang sudah terlanjur terluka.

Ayla menghela nafasnya pelan. Dia berjalan ke luar dari dalam kamar dan menuju ke lantai bawah. Pasti, kedua orangtuanya dan kakak laki-lakinya sudah berkumpul di ruang makan.

"Pagi. Mah-Pah, bang Gio." sapa Ayla sedikit lesu. Dia medaratkan duduknya di samping kakaknya.

"Loh. Mata anak papah kenapa?" tanya Hendra saat menyadari mata Ayla membengkak.

"Hah. Ngga pa-pa kok pah." balas Ayla tersenyum tipis.

Gio yang mendengar jawaban Adiknya menghela nafas pelan. "Berapa lama lo nangis? Kalo cuma satu jam, ga mungkin mata lo sampe kaya gini." ucapnya pada Ayla.

"Nangis? Emang anak mamah ada masalah apa?" tanya Elina. Dia ikut duduk di samping suaminya setelah menaruh piring di atas meja.

"Ayla ngga ada masalah kok mah. Cuma sedih aja, tadi malem liat film alurnya sedih banget." balas Ayla. Dia tidak mungkin membeberkan masalahnya dengan Alva.

"Alesan. Lo lagi ada masalah sama Alva, makanya mata lo bengkak." ucap Gio.

Pupus sudah harapan Ayla agar orangtuanya tidak mengetahui masalahnya. Kakak satu-satunya ini memang tidak bisa menjaga rahasia dan privasi orang. "Bang Gio." delik Ayla.

"Emang kamu sama Alva lagi ada masalah apa?" tanya Hendra.

"Ngga ada kok pah."

"Kalo ada masalah selesein baik-baik, dengerin penjelasan dari salah satu pihak yang bikin salah paham. Jangan malah menghindar, Ayla." nasehat Elina.

"Dengerin tuh apa kata mamah." ucap Gio ikut menimpali ucapan ibundanya.

"Iya mah."

Tin tin tin.

Ayla yang mendengar suara klakson motor, menyudahi acara makannya. Dia mengambil segelas air dan meminumnya. "Mah-Pah. Ayla berangkat dulu ya." ucapnya.

"Berangkat sama siapa?" tanya Hendra.

"Sama temen pah." balas Ayla. Setelahnya dia beranjak dari duduknya dan menyalami punggung tangan kedua orangtuanya tidak lupa dengan kakak laki-lakinya.

"Selingkuhannya Ayla, pah." ucap Gio. Dia tersenyum tanpa dosa ke arah Ayla.

Hendra yang mendengar mengernyitkan kedua alisnya.

"Heh! Mulu lo." ketus Ayla. Dia melangkahkan kakinya meninggalkan ruang makan.

Setelah berada di halaman rumahnya. Ayla melihat seorang laki-laki sedang duduk di atas motor besarnya. Tidak pikir panjang, Ayla berjalan medekat ke arah laki-laki tersebut. "Ayo. Berangkat sekarang?" ucapnya.

ASZAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang