[ FOLLOW TERLEBIH DAHULU ]
[ SEBELEM MEMBACA ]
Alva Reano Afair. Anak tunggal dari keluarga Afair. Memiliki garis wajah yang terpahat sempurna dengan rahang tegas, hidung mancung, iris mata yang tajam bagaikan mata elang, alis tebal dan memili...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
♣♣♣
Motor milik Alva berhenti tepat di depan gerbang mansion keluarga Mahendrika. Ayla turun dari atas motor dan memberikan helmnya kepada Alva. Alva menstandarkan motornya dan turun dari atas motor. Dia menompangkan badannya pada motor miliknya. Tubuhnya yang lurus menghadap ke arah Ayla.
"Makasih. Lo mau masuk dulu atau langsung pulang?" tanya Ayla pada Alva.
"Gue langsung pulang. Lagian udah malem." balas Alva. Di dalam lubuk hatinya paling dalam. Dia sangat ingin masuk ke dalam rumah Ayla dan berdua lebih lama bersama Ayla. Tapi dia memiliki urusan yang harus segera diselesaikan.
"Gue pulang." ucap Alva menaiki motornya dan memakai helmnya.
"Hati hati di jalan." balas Ayla tersenyum.
Alva hanya menganggukan kepalanya. Sebelum pergi dari hadapan Ayla. Dia menyempatkan mengusap pucuk kepala Ayla dengan lembut. Ayla diam tidak berkutik, jantungnya kembali berdegub tidak karuan karena perlakuan yang Alva lakukan.
Alva tersenyum di balik helmnya. Ternyata sangat mudah membuat Ayla diam tidak berkutik. Dia menyalakan mesin motornya dan pergi menjauh dari hadapan Ayla. Ayla terus saja menatap kepergian Alva yang semakin menjauh.
Ayla melangkahkan kakinya memasuki mansion keluarganya. Dia melihat mobil sang kakak yang sudah terparkir rapih di dalam bagasi.
"Dari mana lo? Jam segini baru pulang." tanya Gio yang melihat Ayla baru saja masuk.
"Jengukin temen di rumah sakit." balas Ayla menghampiri sang kakak yang sedang terduduk di sofa ruang tengah.
"Dari rumah sakit? Apa habis jalan sama cowo?" ucap Gio.
"Gue ga punya pacar kali. Gue emang beneran dari rumah sakit, bang Gio ko ga percaya sih." ucap Ayla melirik ke arah sang kakak.
"Terus jaket yang lo pake?"
"Oh ini, punya temen." ucap Ayla mengangkat jaket milik Alva.
"Temen apa temen?" ucap Gio menggoda Ayla.
"Apaan sih bang Gio, orang temen juga." ucap Ayla yang langsung beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan sang kakak.
"Mau kemana lo?" teriak Gio.
"Kamar." balas Ayla berteriak.
"Jangan mandi. Udah malen, entar lo sakit." Ayla hanya menganggukan kepalanya. Dia berjalan masuk ke dalam lift untuk menuju ke lantai dua dimana kamarnya berada.