♣♣♣
Setelah kemarin malam berkunjung bersama teman-temannya ke rumah orangtua Alva. Dan berakhir pulang sekitar sebelas malam. Ayla tertidur sangat nyenyak di dalam kamarnya. Sampai-sampai suara ketukan pintu kamar tidak membuat Ayla membuka matanya.
"AYLA." teriak Rafa. Iya Rafa. Kemarin malam Ayla meminta Rafa untuk mengantarnya pulang dan berakhir harus menginap karena paksaan dari Gio.
Walaupun saat akan pulang sempat ada adu mulut antara Ayla dengan Alva. Dimana Alva yang tidak mau ada laki-laki lain yang mengantarnya pulang. Padahal Rafa saudara kandungnya sendiri.
Rafa yang sedari tadi berdiri di depan pintu kamar Ayla mulai geram sendiri karena Ayla yang tidak kunjung membukakan pintu kamarnya. Dengan terpaksa Rafa memegang knop pintu untuk dia buka.
Ceklek.
Ternyata Ayla tidak mengunci pintu kamarnya. Rafa melangkahkan kakinya mendekat ke arah Ayla. Dimana saudara perempuannya itu masih tengkurap memeluk bantal gulingnya.
"Ayla bangun." ucap Rafa dengan suara datarnya. Dia menarik-narik selimut yang melekat di tubuh Ayla. Tapi tidak ada reaksi apapun dari Ayla yang tertidur pulas.
Karena Rafa sudah di buat kesal. Dia menarik paksa tangan Ayla untuk duduk. Setelah Ayla duduk. Rafa juga ikut duduk di depan Ayla. Dia menggoyang-goyangkan pundak Ayla agar membuka matanya.
"APAAN SIH?!" teriak Ayla. Walaupun Ayla berteriak matanya tidak terbuka sama sekali.
"Buka mata lo." ucap Rafa. Ayla sedikit membuka matanya dan melihat ke arah jam dinding yang menunjukan pukul.
04:55
"Apaan sih Raf. Sekarang masih jam lima pagi, gue masih ngantuk." ucap Ayla. Dia kembali merebahkan tubuhnya pada kasur empuknya. Tapi lagi-lagi Rafa menarik tangan Ayla untuk kembali duduk.
Dengan terpaksa Ayla bangun dari tidurnya. Dia membuka matanya dan melototkan matanya ke arah Rafa.
"Dedemit." ucap Rafa. Karena Ayla melototkan matanya layaknya setan. Wajah Ayla yang baru saja bangun tidur sangat mendukung bagi Rafa untuk mengatakan kata tersebut.
"Sembarangan lo kalo ngomong." ucap Ayla melempar bantalnya mengenai wajah tampan Rafa.
"Mandi sekarang." ucap Rafa.
"Ya alloh Raf. Masih jam lima pagi, dingin bego." balas Ayla menatap kesal Rafa.
"Sekarang mandi terus solat shubuh. Gue tunggu di bawah, lo harus udah lengkap pake seragam sekolah." ucap Rafa. Dia berdiri dari duduknya.
"Rafa Marchelio. Sekolah belum buka jam segini, lo di sana mau cari dedemit hah!?" ucap Ayla yang tidak habis pikir. Sekarang masih jam lima pagi, tapi Rafa menyuruhnya untuk langsung memakai seragam sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASZAIR
Teen Fiction[ FOLLOW TERLEBIH DAHULU ] [ SEBELEM MEMBACA ] Alva Reano Afair. Anak tunggal dari keluarga Afair. Memiliki garis wajah yang terpahat sempurna dengan rahang tegas, hidung mancung, iris mata yang tajam bagaikan mata elang, alis tebal dan memili...