HAPPY READING
♣♣♣
Ayla sudah berada di mansion keluarganya. Mobil Gio juga sudah teparkir rapih di garasi. Saat keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam mansion. Ayla melihat kedua orangtuanya yang memakai pakaian rapih dan terdapat koper besar di samping mereka.
Dia berjalan mendekati kedua orangtuanya disusul oleh sang kakak yang mengekorinya di belakang. Ayla dan Gio menyalami punggung tangan orangtuanya secara bergantian.
"Gimana sekolah barunya?" tanya Elina.
Mereka semua duduk di ruang tengah. Ayla yang masih memakai seragam sekolah dan Gio yang memakai jas kantornya.
"Bagus ko mah. Ayla suka." jawab Ayla sambil tersenyum.
Elina mengelus lembut surai hitam milik Ayla.
"Oh iya. Mamah sama papah mau kemana? Itu kenapa ada koper segala." ucap Ayla kepada orangtuanya.
Hendra dan Elina saling menatap. Ayla yang melihat itu mengernyitkan dahinya.
"Maaf ya Ay. Mamah sama papah harus balik lagi ke Chicago." jawab Elina merangkul pundak Ayla.
"Kenapa? Bukannya mamah sama papah baru pulang." tanya Ayla.
"Perusahaan papah yang di Chicago lagi ada sedikit masalah. Jadi papah harus kesana sama mamah." jawab Hendra yang mengelus kepala Ayla.
Gio sedaritadi hanya diam melihat interaksi orangtuanya dan Ayla. Gio sudah mengetaui bahwa mereka akan pergi kembali ke Chicago. Mereka memang baru saja kembali ke Indonesia tetapi masalah perusahaan yang berada di Chicago harus segera di tangani.
"Jadi kamu ga papakan di tinggal sama mamah papah?" tanya Elina pada Ayla.
Sebenarnya Ayla sangat berat hati jika harus di tinggal jauh oleh kedua orangtuanya. Sedari kecil Ayla selalu bersama mereka. Tapi bagaimanapun mereka pergi untuk mengurus pekerjaan bukan untuk meninggalkannya.
"Ayla ga papa ko. Lagian juga ada bang Gio yang jagain Ayla." jawab Ayla tersenyum lebar.
Hendra dan Elina yang mendengar itu tersenyum. Sebenarnya mereka juga sangat berat jika harus meninggalkan Ayla dan Gio sendiri di Indonesia. Apalgi Gio yang sudah di tinggal beberapa tahun sendiri tanpa ada keluarganya yang menemani.
Gio tidak sama sekali marah karena terus saja di tinggal oleh kedua orangtuanya. Dia tau mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASZAIR
Teen Fiction[ FOLLOW TERLEBIH DAHULU ] [ SEBELEM MEMBACA ] Alva Reano Afair. Anak tunggal dari keluarga Afair. Memiliki garis wajah yang terpahat sempurna dengan rahang tegas, hidung mancung, iris mata yang tajam bagaikan mata elang, alis tebal dan memili...