♣♣♣
Mobil hitam yang di kendarai Gio dan di tumpangi Ayla berhenti tepat di gerbang sekolah Dirgantara.
"Bang gue masuk." ucap Ayla menyalami punggung tangan sang kakak. Gio hanya menganggukan kepalanya.Ayla keluar dari dalam mobil. Kakinya melangkah lebih dalam ke dalam sekolah. Dia melihat ketiga temannya yang berjalan beriringan.
"Oy." Ayla berlari ke arah ketiga temannya dan menyelusup di tengah tengah mereka.
"Heh Ay yang bener dong lo, untung gue ga jatuh." ucap Siska yang hampir saja terjatuh karena ulah Ayla.
Ayla menyengir. "Yaa sorry." ucapnya. Cyntia dan Salsa hanya bisa mengelengkan kepalanya.
Ayla dan ketiga temannya kembali melangkahkan kaki mereka menuju kelas Ipa1.
"Itu Ayla kan. Yang buat Alva sama Rafa berantem?" ucap salah satu siswi yang berdiri di koridor.
"Iya. Padahal udah bikin orang berantem, terus malah ndeketin si Aksa. Jadi cewe ko kegatelan banget sih." balas Checil. Orang paling nyinyir di Dirgantara tanpa liat dirinya sendiri sebelum ngomongin oranglain.
Ayla dan ketiga temannya yang mendengar ucapan Checil menghentikan langkah kaki mereka.
"Heh lo. Lo tau apa? Kalo mau ngomong di pikir dulu bisa kan?" ucap Siska ngegas.
"Kenapa lo yang marah. Kita kan lagi ngomongin Ayla. Lagian yang di bilang kita bener ko. Ayla itu cewe kegatelan." balas Checil dengan santainya tapi terdengar menyebalkan.
"Heh Checil cewe cabe cabean. Lo ga ngaca? Yang cewe kegatelan itu elo bukan Ayla." ucap Cyntia.
"Cyntia Cyntia. Lo di bayar berapa sih sama Ayla? Jelas jelas disini cewe yang kegatelan itu Ayla bukan gue." balas Checil tersenyum miring.
"Anjng lo kebenyakan bacot. Mau gue bantai hah." ucap Salsa. Sepertinya Salsa sudah di batas kesabarannya.
"Apa lo? Mau ribut sama gue?" balas Checil.
"Udahlah ga usah diladenin." ucap Ayla.
"Orang kaya dia ko diladenin. Entar kita keteluran begonya." ucapnya lagi menatap Checil dari bawah ke atas.
Checil tidak terima dengan hinaan yang dilontarkan Ayla.
"Lo ngomongin gue bego?" ucapnya.
"Lo punya otak kan? Pikir aja sendiri." balas Ayla meninggalkan Checil di koridor.
"Mikir." ucap Siska menunjuk kepala Checil dengan jari telunjuknya. Ketiga teman Ayla juga melangkah meninggalkan Checil dengan raut wajah marahnya.
"Apa yang lo semua liat?!." ucap Checil kepada orang orang yang dari tadi melihat pergulatannya dengan Ayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASZAIR
Teen Fiction[ FOLLOW TERLEBIH DAHULU ] [ SEBELEM MEMBACA ] Alva Reano Afair. Anak tunggal dari keluarga Afair. Memiliki garis wajah yang terpahat sempurna dengan rahang tegas, hidung mancung, iris mata yang tajam bagaikan mata elang, alis tebal dan memili...