♣♣♣
Motor hitam milik Alva terus saja melaju membelah jananan kota yang ramai akan pengendara. Di atas motor tidak ada percakapan apapun. Hanya ada keheningan yang melanda. Ayla yang duduk manis di atas motor. Hanya mengikuti kemana Alva membawanya pergi.
Sekian lama mengendara. Motor milik Alva berhenti di sebuah taman kota. Alva memparkiran motornya di parkiran. Ayla turun dari atas motor melepas helmnya dan memberikannya kepada Alva. Ayla memperhatikan taman yang berada di depan matanya. Tangannya yang sibuk membenahi rambutnya yang berantakan. Kilasan memori bersama Alva tiga tahun yang lalu berputar kembali pada kepalanya.
"Lo masih inget sama taman ini?" ucap Ayla yang fokus menatap ke arah taman yang berada di depan matanya.
"Gue ga akan lupain tempat ini."
"Apa lagi lo."
Ayla spontan membalikan kepalanya menghadap ke arah Alva. Sial. Alva menyondongkan kepalanya kedepan. Wajah Ayla langsung berhadapan dengan wajah dan manik mata milik Alva. Alva melengkungkan bibirnya menjadi sebuah senyuman. Deguban jantung Ayla bertambah berkali kali lipat.
"Ngga usah gugup." ucap Alva yang menjauhkan wajahnya. Dia terkekeh karena melihat wajah tegang milik Ayla.
"Si-siapa yang gugup." ucap Ayla yang memalingkan wajahnya ke arahlain.
Jantung gue. Batin Ayla.
---------
Alva dan Ayla terus saja menjelajah setiap tempat di taman kota. Seolah olah mereka tidak ingin terlewat sedikitpun. Tawa dan senyum merekah di antara keduanya. Kilasan memori, saat pertemuan pertama terulang kembali di kepala keduanya.
"Alva, balikin ga!"
"Lo udah gede masa mainnya kaya gini." ucap Alva mengangkat balon air yang dipegangnya, karena Ayla yang bermain balon air layaknya anak berumur lima tahun.
"Ihhh, balikin ga." Ayla menjijitkan kakinya untuk mengambil balon air di tangan Alva. Tinggi badan Alva yang sedikit jauh membuat Ayla kesusahan mengambilnya.
"Ambil sendiri kalo bisa." ucap Alva menjulurkan lidahnya keluar.
Alva menjauhkan badannya dari Ayla dan berlari menjauhi Ayla. Ayla yang ingin balon airnya kembali mengejar Alva.
"Alva!" teriak Ayla yang masih mengejar Alva. Alva sama sekali tidak menghiraukan. Dia berlari menghadap ke depan dan tersenyum jahil ke arah Ayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASZAIR
Teen Fiction[ FOLLOW TERLEBIH DAHULU ] [ SEBELEM MEMBACA ] Alva Reano Afair. Anak tunggal dari keluarga Afair. Memiliki garis wajah yang terpahat sempurna dengan rahang tegas, hidung mancung, iris mata yang tajam bagaikan mata elang, alis tebal dan memili...