♣♣♣
Ayla terduduk di kursi balkon kamarnya. Dia sudah mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian rumahan. Kakinya bersila di atas kursi dengan tangan yang memangku segelas susu coklat kesukaannya.
"Kalo gue bilang. Gue suka sama lo, lo percaya?"
"Kalo gue masuk ke dalam hati lo, lo bakal izinin?"
Perkataan Alva dan Aksa selalu terngiang di telinga dan pikirannya. Hatinya merasakan kebimbangan. Kenapa keduanya mengatakan kalimat yang memiliki arti sama. Ayla hanya bingung harus bagaimana. Di satu sisi Ayla memang masih bingung tentang perasaannya kepada Alva. Di sisi lain Ayla hanya menganggap Aksa sebagai teman.
"Aylaa."
"Woyy. Buka pintu! Itu ada orang."
Lamunan Ayla seketika buyar karena mendengar teriakan sang kaka dari kamar sebelah. Dia berjalan ke pinggiran balkon untuk melihat siapa yang datang. Ternyata tukang derek yang membawa mobilnya.
Ide jail terpikirkan di otak Ayla. Dia masuk ke dalam kamar sang kaka. Ternyata Gio sedang berada di kamar mandi. Ayla berjalan ke arah meja nakas dan mengambil dompet tebal milik sang kaka. Ayla bukannya tidak punya uang. Dia hanya menghemat.
Ayla membuka lebar pintu utama rumahnya.
"Dengan Ayla Mahendrika?" tanya orang yang mengantarkan mobilnya.
"Iya." balas Ayla. Orang itu menyerahkan notta pembayaran. Ayla menerimanya. Dia mengambil lembaran uang merah dari dalam dompet sang kaka.
"Maaf. Tagihannya sudah di bayar." ucap orang itu. Ayla mengernyitkan dahinya dan sedikit bingung.
"Tapi pak saya belum pernah bayar tagihannya loh." balas Ayla kebingungan.
"Tapi ini sudah di bayar." ucap orang itu.
"Kalo boleh tau pak, siapa yang bayar tagihannya?" tanya Ayla. Dia hanya tidak enak hati. Jumlah pembayarannya bisa di bilang cukup besar.
"Tagihannya di bayar dengan atas nama Aksa Apriliano mba." balas orang itu. Ayla menambah tidak enak hati kepada Aksa. Setelah apa yang terjadi kepada Aksa tadi di sekolah. Dan sekarang Aksa membayar tagihan mobilnya.
"Kalo begitu saya permisi mba." ucap orang itu.
"Makasih pak." balas Ayla.
Ayla masuk ke dalam dan menutup pintu rumahanya. Ayla sangat tidak enak hati kepada Aksa.
"Ayla. Dompet gue ilaangg." ucap Gio. Dia menuruni anak tangga dengan buru buru.
"Anjrr. Dompet gue dimana? Di dalem dompet itu ada beratus ratus juta duit loh. Nanti kalo ilang kita mau makan apa?" ucap Gio. Dia mencari cari di sela sela sofa dan bawah meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASZAIR
Teen Fiction[ FOLLOW TERLEBIH DAHULU ] [ SEBELEM MEMBACA ] Alva Reano Afair. Anak tunggal dari keluarga Afair. Memiliki garis wajah yang terpahat sempurna dengan rahang tegas, hidung mancung, iris mata yang tajam bagaikan mata elang, alis tebal dan memili...