♣♣♣
Di taman belakang. Suasana sangat hening, tidak ada satu pun dari mereka yang mengeluarkan suara dari dalam mulut mereka. Alva maupun Aksa sama-sama diam memikirkan pikiran mereka masing-masing.
Aksa yang mulai bosan. Menoleh ke arah Alva yang duduk jauh di sampingnya.
"Lo gimana sih, katanya mau ngomong? Kalo ga jadi, gue balik ke dalem deh. Bosen gue duduk mulu disini." ucap Aksa.
Alva hanya menatap sekilas Aksa.
"Ayla pacar gue." ucap Alva. Dia menatap lurus ke arah depan.
Aksa tentu saja tidak terkejut. Karena dia tau pasti Ayla dan Alva akan memiliki sebuah hubungan. Tapi hatinya merasakan sesak yang luar biasa. Di saat Aksa melabuhkan hatinya pada Ayla. Dia harus menerima kenyataan bahwa Ayla memiliki oranglain di dalam hatinya.
"Kenapa lo ngomong ke gue? Lagian mau lo pacaran sama Ayla atau engga, ga ada urusannya sama gue." ucap Aksa.
Lapangkan hati lo Aksa. Batin Aksa.
"Lo suka sama Ayla. Iya kan?"
Aksa terkejut. Tentu saja. Bagaiman Alva bisa mengetahui bahwa Aksa memiliki sebuah perasaan lebih pada Ayla. Setau Aksa tidak akan ada oranglain yang tau. Selain dirinya, Ayla, dan Alloh.
"Seenak jidat lo ngomong. Kata siapa gue suka sama Ayla?" tanya Aksa. Dia akan mencoba mengelak agar perasaannya hanya dirinya dan Ayla yang mengetahui.
"Ayla. Dia ngomong ke gue." balas Alva.
Aksa diam.
"Gue ga suka sama Ayla." ucap Aksa. Bohong. Jika Aksa mengatakan kalimat itu. Bahkan sampai detik ini Aksa masih menyukai Ayla.
Alva terkekeh. "Mau gimanapun lo boong. Gue tetep percaya kalo lo suka sama Ayla, lo pernah ngungkapin perasaan lo ke Ayla tapi Ayla tolak." ucapnya.
Aksa diam. Harga dirinya jatuh sebagai seorang laki-laki. Kata di tolak Ayla. Benar-benar menyakitkan.
"Gue emang ga bisa bohong tentang perasaan gue ke Ayla. Gue akui, gue emang suka sama Ayla." balas Aksa.
Marah? Alva sedang menahannya sekarang. Dia akan mencoba mendengarkan perkataan Aksa.
Aksa terkekeh. "Bisa yahh? Gue suka sama Ayla yang jelas-jelas di dalem hatinya ada oranglain." ucapnya lagi.
Sakit woyy.
"Lo masih suka sama Ayla?" tanya Alva.
"Gue bilang iya? Lo marah?" ucap Aksa. Dia tau Alva sedang menahan emosinya agar tidak meluap.
"Marah? Gue lagi nahan bego. Kalo gue ga tahan udah gue bogem muka lo." balas Alva.
"Eiittss tenang. Gue bakal mencintai Ayla dalam diam, kalo gue ga kuat yaa. Gue ambil Ayla dari lo." ucap Aksa. Dia mencoba agar lebih akrab pada Alva. Tentang perasaannya pada Ayla. Dia akan sedikit demi sedikit menghilangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASZAIR
أدب المراهقين[ FOLLOW TERLEBIH DAHULU ] [ SEBELEM MEMBACA ] Alva Reano Afair. Anak tunggal dari keluarga Afair. Memiliki garis wajah yang terpahat sempurna dengan rahang tegas, hidung mancung, iris mata yang tajam bagaikan mata elang, alis tebal dan memili...