♣♣♣
Senin. Hari paling tidak disukai oleh Ayla. Mungkin tidak hanya Ayla tapi seluruh anak anak remaja pasti tidak menyukai hari senin. Dia harus bangun pagi pagi untuk menyiapkan peralatan sekolahnya dan keperluan upacara yang selalu diadakan setiap hari senin.
Ayla sudah siap memakai seragam sekolah dan menenteng tas putihnya di satu pundak kanannya. Dia menuruni satu persatu anak tangga untuk menuju ke ruang makan. Setelah tiba di ruang makan Ayla tidak melihat keberadaan sang kakak di sana.
"Bi, bang Gio dimana?" tanya Ayla pada bi Inah yang sedang menyiapkan makanan.
"Den Gio sudah berangkat ke kantor non." jawan bi Inah. Ayla hanya menganggukan kepalanya.
Tadi malam saat Ayla pulang. Ternyata sang kakak sudah tertidur lelap di kamarnya. Pasti jika sang kakak tadi malam belum tertidur Ayla akan di tanyai macam macam karena pulang terlalu malam. Belum lagi ada bekas luka di pipinya. Dia akan pusing harus menjawab pertanyaan sang kakak.
"Non Ayla mau makan nasi atau roti?" tanya bi Inah.
"Ayla makan di sekolah aja bi." jawab Ayla. Bi Inah hanya mengangukan kepalanya.
Ayla beranjak pergi dari ruang makan. Dia berjalan ke arah bagasi untuk mengambil mobilnya. Mobil yang di kendarai Ayla melaju meninggalkan pekarang mansion keluarganya.
♣♣♣
Suara deru motor yang saling beradu terdengar jelas di pekarangan sekolah Dirgantara. Semua kaum hawa berlomba lomba untuk melihat lima most wanted yang baru datang di sekolah. Hal yang paling langka saat lima anak remaja laki laki berangkat lebih awal pada hari senin. Biasanya mereka berlima akan datang saat upacara telah selesai atau saat jam pelajaran sudah di mulai.
"Huuhh berangkat pagi bener guee." ucap Pano membuka helm hitamnya.
"Biasanya jam segini gue masih molor di rumah." timpal Raka.
"Keliatan banget anak pemalas." ucap Jeje.
"Lo sama aja njing, biasanya juga jam segini masih molor lo dirumah." balas Raka.
"Iye, so rajin bener lo Je." tambah Pano.
Alva dan Rafa yang sedari tadi hanya diam lebih memilih meninggalkan area parkiran tanpa memperdulikan omongan kosong ketiga temannya. Raka, Pano dan Jeje yang melihat kedua temannya pergi. Ikut mengokeri Alva dan Rafa dari belakang.
---------
Ayla sudah berada di dalam kelas. Dia sedang duduk manis di bangkunya bersama ketiga temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASZAIR
Подростковая литература[ FOLLOW TERLEBIH DAHULU ] [ SEBELEM MEMBACA ] Alva Reano Afair. Anak tunggal dari keluarga Afair. Memiliki garis wajah yang terpahat sempurna dengan rahang tegas, hidung mancung, iris mata yang tajam bagaikan mata elang, alis tebal dan memili...