AS-16

10.2K 501 8
                                    

♣♣♣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♣♣♣

Flashback on

3th yang lalu....

Ayla melangkahkan kakinya keluar dari dalam mansion. Dia merasa bosan sepanjang hari hanya di dalam rumah.

"Ay. Mau kemana?" tanya papahnya.

"Ayla mau keluar bentar." jawab Ayla.

"Jangan lama lama bentar lagi kita berangkat." ucap papahnya lagi.

Ayla hanya menganggukan kepalanya. Dia kembali melangkahkan kakinya keluar dari dalam rumahnya. Ini hari terakhirnya di Indonesia karena dia harus ikut kedua orangtuanya ke Chicago. Dia tidak memiliki teman sama sekali di Indonesia karena Ayla yang melakukan home schooling. Di hari terakhirnya di Indonesia Ayla ingin membuat kenangan yang tidak bisa di lupakan olehnya.

Taksi yang ditumpangi Ayla berhenti di taman kota. Dia keluar dari dalam taksi dan membayar taksi pesanannya. Ayla berdiri dan memandangi taman kota yang ramai akan para pengunjung. Banyak anak anak yang sedang berlarian kesana kemari. Sepertinya Ayla akan sangat merindukan suasana seperti ini.

-----------

Seorang laki-laki sedang duduk di pinggiran jalan taman kota. Auranya yang menyeramkan membuat orang orang berpikir bahwa dia adalah seorang penjahat. Mungkin karena raut wajahnya yang datar dan matanya yang memerah. Mata Alva memerah karena sedang menahan air matanya agar tidak turun membasahi pipinya.

Perasaan Alva sekarang sedang kacau dan kecewa. Tidak ada satu orangpun yang tau bagaimana perasaannya sekarang. Orangtuanya yang tidak sama sekali memperdulikannya dan lebih mementingkan pekerjaannya. Sejak kecil Alva tidak pernah tau bagaimana kasih sayang kedua orangtuanya karena mereka yang terlalu terambisi dengan pekerjaan.

"Lo ngapain disini?"

Alva mengalihkan pandangannya ke arah seorang gadis yang tiba tiba duduk di sampingnya. Dia mengerutkan dahinya kenapa di saat orang orang menjauhinya. Gadis ini malah mendekatinya. Apa dia tidak takut dengannya?

"Lo nangis?" tanyanya. Alva menggelengkan kepalanya.

Gadis itu tersenyum karena Alva mencoba berbohong padahal sudah terlihat jelas dari matanya yang memerah. Senyuman gadis itu mampu membuat hati Alva menghangat. Mata Alva tidak lepas dari senyuman gadis itu. Ini pertama kalinya Alva melihat senyuman yang menyejukan hatinya.

"Gue Ayla." ucapnya memperkenalkan dirinya dan mengulurkan tangannya. Tidak ada balasan sama sekali dari Alva.

Gadis itu adalah Ayla. Saat dirinya sedang berjalan jalan mengitari taman. Ayla melihat seorang laki laki yang sedang duduk sendiri di pinggiran jalan. Dengan inisiatif dia lebih memilih mendekatinya.

ASZAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang