AS-13

10.8K 475 13
                                    

♣♣♣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♣♣♣

"karena gue milik lo." ucap Alva tepat di depan wajah Ayla.

"Lo- lo bukan milik gue." jawab Ayla sedikit gugup.

Bagaimana Ayla tidak gugup. Wajah Alva tepat di depan wajahnya. Hembusan nafasnya begitu jelas menerpa kulit wajah Ayla. Alva yang terus saja menatap netra mata milik Ayla. Membuat jantung Ayla berdetak sangat kencang. Dia takut jika detak jantungnya terdengar sampai keluar.

"Gue milik lo. Itu taruhannya." ucap Alva menyunggingkan sedikit bibirnya ke atas.

"Gue ga mau!!" ucap Ayla yang sedikit meninggikan suaranya.

"Tapi gue mau lo jadi milik gue!" ucap Alva yang semakin mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat pada Ayla.

"Gue bukan barang." ucap Ayla menghempas tubuh Alva agar menjauh darinya.

"Gue ga pernah bilang kalo lo itu barang. Gue cuma mau lo jadi milik gue!" ucap Alva yang berdiri tegak dan tangannya yang berada di saku celana.

"Lo emang ga pernah bilang kalo gue itu barang. Tapi gue ga mau jadi milik lo!" ucap Ayla membalikan tubuhnya untuk meninggalkan Alva di lapangan.

Kaki Ayla terus melangkah meninggalkan area lapangan. Alva yang melihat Ayla pergi. Ikut melangkahkan kakinya untuk mengikuti kemana perginya Ayla. Ayla yang kembali merasa di ikuti membalikan badannya kebelakang.

"lo!! Berhenti ngikutin gue." ucap Ayla yang menunjuk Alva dengan tangannya.

"Gue?" tanya Alva.

"Ya iyalah bego! Siapa lagi kalo bukan lo." ucap Ayla. Sepertinya Ayla mulai kesal dengan Alva.

"Gue kira ada oranglain." ucap Alva yang mengarahkan pandangannya ke arah sekitar.

"Ni orang lama lama nyebelin banget sih." Batin Ayla.

"Berhenti ngikutin gue!" ulang Ayla.

Ayla membalikan badannya untuk menjauh dari lapangan. Kakinya terus melangkah menuju taman belakang. Hentakan kakinya sedikit keras karena dia sedang kesal.

Alva tersenyum melihat tingkah Ayla. Dia memilih diam berdiri di tempat membiarkan Ayla pergi dari hadapannya. Dia merasa sangat baik hari ini. Hanya dengan di dekat Ayla. Alva bisa merasakan kenyamanan dan kebahagiaan. Dia terus saja melengkungkan bibirnya keatas tanpa memudarkannya. Untung saja tidak ada Raka dan Pano. Bisa bisa Alva diejek karena tersenyum.

ASZAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang