"Angin yang berhembus lirih akan menbuat mata terbuai kenyaman, namun angin yang bertiup kencang membuat mata terbuka karena ketakutan."
________________________________________________________________________________________Kedatangan Tian Xin ke Seoul tidak saja menganggu namun juga sangat membuat kesal Bismo. Pria itu tak habis pikir apa yang di inginkan sepupu jauhnya itu. Wanita itu terus saja membuntutinya, walau dirinya tak selalu mengabaikan kehadiran Tian Xin.
Dan ternyata tak hanya Tian Xin yang membuatnya kesal, Bibi Lu yang merupakan ibu dari Tian Xin pun tak henti-hentinya memprovokasi Bismo untuk memberi ruang dihatinya untuk Tian Xin sang putri yang sangat tergila-gila pada Bismo.
Dan siang ini Bismo sedang sibuk dengan pekerjaanya dikantor, pria itu tampak terlihat kesal. Telphone dari bibi Lu membuatnya ingin memaki wanita yang tak lain saudara jauh papanya. Bibi Lu mewanti-wanti Bismo untuk menjaga Tian Xin selama putrinya itu berada di Korea, dan memastikan putrinya aman dan terlayani dengan baik.
Nasih tergiang dimemorynya pembicaraan siang tadi dengan bibi Lu melalui sambungan internasional.
"Coba kamu menikah dengan Tian Xin. Tentu sekarang kakek Fang akan menerima berita baik tentang cucu buyutnya dari kamu sebagai cucu laki-laki tertua."
"Bibi, soal memiliki anak. Kami pun akan memilikinya. Hanya menunggu waktu saja kapan Tuhan akan mempercayakan Gesta untuk mengandung."
"Tapi sampai sekarang, istrimu itu belum juga ada kabar baiknya. Sementara kakek Fang semakin tua dan mulai sakit."
"Saya yakin. Kakek Fang akan menunggu cucu buyutnya."
"Bagaimana bisa menunggu?istrimu hamil saja belum."
"Bibi! pernikahan kami baru berusia enam bulan. Wajar jika kami belum memiliki calon anak, tapi saya yakin Gesta pasti hamil. Saya yakin akan hal itu. Dan tolong bibi Lu, untuk menghormati keluarga saya, untuk tidak selalu memojokkan istri saya. Jika bibi terus melakukan ini maka saya tidak akan tinggal diam. Perusahaan paman Lu ada ditangan saya. Jadi saya harap bibi untuk menjaga sikap."
Itu adalah penggalan percakapan melalui telphone antara dirinya dengan ibu dari Tian Xin, adik sepupu yang selalu menganggunya. Dan kedatangan Tian Xin tentu saja menjadi ke khawatiran sendiri bagi Bismo. Dia tidak mau Gesta akan salah paham dengan hadirnya Tian Xin.
Dan untuk ini pun Bismo harus bisa membujuk Gesta, agar Tian Xin dan rekannya bisa menginap di apartemen milik mereka yang berada di Itaewon. Namun keinginan tersebut dbatalkannya sendiri, mengingat apartemen tersebut sering dia dan istrinya gunakan untuk beristirahat bila malas pulang ke apartemen mereka di Hanwha. Akhirnya Bismo menyewa satu unit apartemen yang berada di pusat kota Seoul untuk tempat menginap sepupunya itu.
Namun Tian Xin yang sangat terobsesi kepada Bismo selalu mencari cara agar bisa mendapatkan pria idamannya itu. Tak segan dirinya meminta Bismo untuk mengantarnya makan atau menemani ketempat wisata yang ada di Seoul yang tentu saja tanpa sepengetahuan Gesta.
Walau tak semua permintaan Tian Xin dituruti oleh Bismo, namun hal tersebut membuat wanita dengan profesi model itu merasa bangga diri.
Dan siang ini, Tian Xin mendatangi kantor Bismo, karena pria itu selalu mengacuhkan panggilan juga pesan yang dia kirim.
Dengan gaya seperti seorang nyonya besar, Tian Xin mengatakan pada penjaga bahwa dirinya adalah orang dekat dari sang presdir yang diminta datang secara khusus oleh presdir.
Tentu saja penjaga mengizinkan apalagi Tian Xin menipu penjaga dengan pesan palsu yang mengatas namakan Bismo selaku presdir.
Tian Xin melenggang begitu saja memasuki lantai 20 dimana ruang Bismo berada, namun saat berada didepan lift dirinya bertemu dengan Gesta yang juga akan menemui presdir untuk mengambil revisi design yang diberikan sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Cubby
RomanceMencintai Kamu..??? Emang Boleh..??? Pertanyaan bodoh yang kadang diperlukan. Perkataan menghibur tentang perjodohan yang membawa mereka pada kenyataan kalo mereka memang tidak benar - benar terpisahkan. Hidup jauh dari negeri sendiri , bertemu d...