7. Hujan datang tiba -tiba

1.9K 131 4
                                    

Waktu yang paling disukai Gesta selama tinggal di Korea adalah ketika tiba musim gugur dan musim semi . Dimana daun - daun yang berjatuhan selama musim gugur akan tergantikan dengan tunas - tunas muda dan calon bunga saat musim semi tiba walau harus menunggu selama 3 bulan selama musim gugur untuk bisa melihat bunga dan daun muda bermunculan dimusim semi.

Hari ini udara terasa dingin sekali, Gesta mengenakan jaket tebal dan mengenakan kaos tangan tebal.  Angin musim gugur sangat menusuk hingga kedalam tulang . Namun seperti biasa Gesta dengan nyamannya tetap mengendarai motornya menuju kekantor. Sisa hujan semalam membuat jalanan menjadi licin,  jika tak hati - hati maka bisa saja tergelincir.
Ciiitttt... Braaakkk!!!! 
Terdengar suara cicitan rem disambung suara benturan yang cukup keras.
Gesta terkejut dan secara refleks menarik rem motornya dan membuat dirinya hampir terjatuh karena tiba - tiba sebuah mobil sedan berwarna putih menyenggol motornya juga mobil box yang sedang parkir dipinggir jalan ,mobil baru berhenti saat body depan motor bertemu dengan pohon besar yang tumbuh dipinggir jalan.  Tampak orang-orang yang kebetulan berada ditempat kejadian datang berkerumun.
Gesta berusaha bangun dari motornya yang jatuh menimpa dirinya.  Beberapa anak muda menolong menarik motornya agar dapat berdiri sementara dua orang wanita muda membantu dirinya untuk duduk diatas trotoar dan memberikan sebotol air mineral.
Sementara pengemudi mobil sedan yang menyebabkan kecelakaan beruntun sudah ditarik keluar oleh beberapa orang pria . Ternyata pengemudinya seorang pria muda bersama seorang wanita muda dilihat dari pakaian juga raut wajahnya yang lelah sepertinya dua orang ini baru pulang dari club malam. 
Gesta memeriksa kondisi motornya tidak ada kerusakan yang parah hanya body depan sebelah kanan lecet dan spionnya juga patah.
" nona apakah anda baik - baik saja?. " tanya seorang wanita setengah baya kepada Gesta yang masih terduduk di trotoar memandangi motornya.
" oh iya, saya rasa saya tidak apa - apa , terima kasih ajuma. " sahut Gesta sembari tersenyum sopan sembari memeriksa celananya yang sobek dibagian lutut kanannya.
" jika nona merasa kurang nyaman nona dapat beristirahat ditoko saya. " wanita setengah baya itu menepuk pundak Gesta sembari jarinya menunjuk ke sebuah toko bunga dibelakang Gesta.
"jangan keras kepala, ikutlah saran dari orang yang perduli denganmu. " tiba - tiba pria dengan suara dingin sudah berdiri dihadapannya.
Gesta mendongakkan kepalanya dan seketika matanya membola ketika tau siapa pria tersebut.
"Mr Bismo. " gumam Gesta. 
"atau anda ingin saya antar kerumah sakit?. " tanyanya lagi sembari memperhatikan kondisi Gesta.
" saya rasa saya tidak apa - apa jadi tidak perlu kerumah sakit ." tolak Gesta. 
"kalau begitu biarlah nona beristirahat sebentar ditoko saya untuk mengobati luka - luka nona ." ajak wanita setengah baya itu sembari menarik tangan Gesta.  Kali ini Gesta nga cara buat menolak karena Bismo menatapnya dengan tatapan tajam dan raut wajah yang tidak bisa ditebak.
Bismo membantu Gesta berdiri dan memapah menuju toko wanita setengah baya itu yang jaraknya hanya beberapa meter dari tempat Gesta terjatuh.
Jantung Gesta tiba - tiba bergemuruh tak beraturan saat dirinya berada dalam pelukan tangan Bismo yang kokoh, posisi mereka sangat dekat bahkan Gesta dapat mencium aroma harum Cardamom, mandarin orange dan pink pepper dari tubuh Bismo membuat perasaan jadi rileks. 
Bismo mendudukkan Gesta disofa diruang tengah dari toko bunga tersebut,  sementara wanita setengah baya tadi masuk kedalam untuk mengambil kotak obat membantu Gesta membuka jaket tebalnya dan membersihkan luka disikunya dan memberi obat penghilang nyeri, pergelangan tangan kanan Gesta tampak membiru walau samar tapi Bismo dapat melihat itu walau posisinya yang duduk diseberang Gesta. 
"anda yakin tidak apa - apa?. "tanya Bismo sembari memperhatikan wajah Gesta yang meringis menahan sakit saat wanita setengah baya yang diketahui namanya adalah nyonya Park Me Yeon mengoleskan obat penghilang nyeri dilukanya. 
"tidak apa - apa hanya luka lecet saja. " jawab Gesta sembari meniup - niup lukanya,  Bismo yang aslinya khawatir dengan kondisi Gesta jadi ikut tersenyum melihat tingkah gadis itu yang meniup - niup lukanya .
"minumlah teh jahe ini,  agar tubuh anda hangat. " nyonya Park datang dari arah dalam dengan membawa nampan berisi 2 cangkir teh jahe dan meletakkan dimeja didepan Gesta dan Bismo.
" terima kasih nyonya. " Bismo berkata sembari tersenyum dan meraih teh jahe itu ke mulutnya,  meminum isinya hingga tersisa 1/4 cangkir. Sementara Gesta melakukan hal yang sama.  Saat mereka beranjak akan keluar tiba - tiba hujan turun dengan derasnya.
" Tunggu disini dulu. " perintah Bismo kepada Gesta saat mereka berada didepan pintu toko. Gesta hanya mengangguk patuh saat dilihatnya Bismo berlari kearah mobilnya yang diparkir tepat dibelakang motor Gesta.  Dan tak lama Bismo sudah berada dihadapan Gesta dengan payung ditangan kirinya. 
"anda ikut dimobil saya saja, hujan cukup deras bahaya kalau anda memaksakan diri tetap mengendarai motor. "
"lalu bagaimana dengan motor saya. " tanya Gesta sembari menunjuk motornya .
"saya sudah menelphone Mr Kim untuk mengirim orang kesini dan membawa motor anda kebengkel rekanan kantor. " Bismo menjelaskan sementara Gesta sedikit nga nyaman karena Bismo mengambil inisiatif tampa bertanya kepadanya dulu sebagai pemilik motor.
" tenang saja biaya perbaikan tak menguragi gaji anda. " sepertinya Bismo dapat membaca pikiran Gesta dan Gesta hanya mengangguk tampa protes.  Setelah mengucapkan terima kasih kepada nyonya Park dan berpamitan Bismo kembali merangkul Gesta melindunginya dari hujan berjalan perlahan kearah mobil. Sebelumnya Bismo menitipkan kunci motor milik Gesta dan memberikan nama dan nama bengkel yang akan mengambil motor Gesta. Sebelumnya Saat Bismo tadi mengambil payung Nyonya Park sempat berbisik ditelinga Gesta yang membuat Gesta tertawa dalam arti yang tidak jelas.
"kekasih anda sangat penuh perhatian ya, mudahan kalian selalu bersama dan berlanjut kepernikahan. " bisik nyonya Park Me Yeon.

Love You CubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang