1. halte bis

9.8K 206 1
                                    

Ups...!!!
udara siang ini terasa panas membakar kulit, padahal klo diukur pake ukuran suhu masih kalah panas dengan suhu di pulau kalimantan, salah satu pulau besar di Indonesia tapi klo untuk ukuran kota Seoul suhu 29 derajat celcius udah panas sekali .
Ngadem di bawah pohon marble yang berdaun merah lumayan nyegerin .

Seperti gambar dalam sebuah lukisan karya seorang maestro seni lukis..
Pohon Marble berdaun merah dengan kuntum bunga putih tampak kontras dengan warna hijau rumput manila yang halus dan sesosok gadis cantik berkulit kuning lansat berambut hitam legam dan panjang ikal terurai tertiup angin kota Seoul.

Gadis cantik berwajah oriental itu melirik jam tangan yang bertengger cantik di pergelangan tangan kanannya.
"Aisshh udah jam 2 siang pantesan perutku udah melantunkan musik regge ,"bathin Gesta . " Mending aku ke kafetaria aja , nunggu si menyut jelek itu cukup membuat aku kelaparan. "

Suasana di kafetaria saat itu nga terlalu ramai karna memang jam istirahat makan siang mulai jam 12 .00 - 13.00 siang dan biasanya klo jam segini masih ada yang makan siang biasanya mahasiswa paska sarjana seperti dirinya atau mahasiswa yang sepagian disibukkan dengan praktek lapangan.

Gesta memilih duduk dekat jendela besar yang viewnya langsung ke taman dimana dia duduk sebelumnya.

"Gesta my honey!" Terdengar suara seseorang memanggil namanya.

Kalau didengar secara kasat mata tampa menoleh pun Gesta sudah tau siapa sipemilik suara cempreng mirip bass betot pengamen banci.

"Ya ampun Gesta yang manis semanis madu, kamu kemana aja sich seharian ini ngilang terus ." coloteh Melia sipemilik suara cempreng sambil langsung duduk dikursi didepan Gesta, dibelakangnya mengekor Han Ji Won dan Yoori dua gadis korea asli yang juga sahabat Gesta.

"Emangnya kamu nyari aku dimana?" jawab Gesta semberi mengunyah makanannya.

"Ya dimana lagi kalau tidak keperpustakaan, laboratorium gambar ama ruang kuliah, eh satu lagi taman deket fakuktas sastra, smua tempat itu tak menandakan tapak jejakmu. " sahut Melia berapi-berapi sembari meneguk jus jeruk milik Gesta tampa permisi.

Kebiasaan Melia yang satu ini bukan hal baru bagi ke tiga temannya, klo dalam keadaan panik atau terlalu bersemangat suka nyomot minuman temen tampa permisi, malah pernah air cuci tangan yang ditaruh dalam mangkok tampa tanya langsung main teguk aja, alhasil setelah tau kalau itu air kobokan Melia langsung sukses muntah-muntah.

"emang hidupku hanya berputar ditempat itu aja, " Gesta sedikit sewot menyaksikan jus jeruk yang belum diminumnya udah ludes berpindah keperut Melia. " emang ngapain sich pake nyariin aku, pan biasanya kamu nelp , atau kamu sengaja buat alasan biar bisa ngelihat cowo incaran kamu si Lee Yeon. " goda Gesta.

"Aku nyari Lee Yeon ? , bisa kena jitak 10 tahun aku ama Yoori. " sahut Melia sambil tertawa melihat Yoori yang melotot kearahnya.

"si Melia mau lihat dosen design grafis yang lagi hits itu loh. "balas Yoori dengan wajah juteknya.

" Sudah ngeliat. " Gesta menanggapi dengan cuek sembari menyelesaikan makan siangnya.

"Sudah sich klo dari penampilan emng bener tuch cowo cakep badai cuman tuch orang cueknya nga ketulungan ," sahut Melia dengan nada kecewa, "Aku jadi penasaran gimana sikap mahasiswanya saat tuh dosen angkuh memberi materi ."sambungnya lagi sambil manggut - manggut nggak jelas .

"ehh iya loe kan mahasiswanya kan Ges, gimana tuch dosen. " tanya Yoori pada Gesta sementara yang ditanya malah asik dengan game di hpnya.

"Hmm ." hanya itu yg keluar dr mulut mungil Gesta.
"aku kok jadi penasaran ya. " Melia masih saja nyerocos.
"jangan suka penasaran akan sesuatu yang udah pasti. " sela Yoori .
"Maksut kamu. "
"Ya cari caralah biar rasa penasaranmu tidak over limit. " Yoori tertawa kecil demi melihat wajah Melia yang bingung.

Love You CubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang