35 . Back To Home

2.3K 104 4
                                    

Maaf para readers , cerita ini sempat terhenti karena kesibukan utama ..
Saya akui sempat kehilangan alur untuk cerita ini , saya sempat kebingungan menyusun ending cerita
Daripada saya buat cerita ini menjadi amburadul nga enak dibaca saya memutuskan untuk berdiam sejenak ..

Dan alhmadulillah akhirnya nafas utama dari cerita ini saya daparkan kembali , terima buat semua reader yang sudah membaca , memberi vote juga komentnya , jangan khawatir semua komentar yang diberikan saya terima dengan sangat senang dan bila ada kesempatan saya akan membalas komentar para readers baik hati ini ..

Maaf jika masih banyak typo , maklum saya ngetiknya di ponsel bukan dilaptop karena terlalu ribet dengan pekerjaan saya sebagai orang lapangan ..

Akhirul kata selamat membaca kelanjutan cerita romansa Bismo dan Gista semoga menjadi cerita yang enak dibaca dan dinalar .

*******

Semilir angin menjatuhkan daun daum kering ketanah dan tersapu pergi bersama debu jalanan .
Sementara mentari sudah beranjak menuju senja , semburat warna jingganya tampa indah menyapu pandangan mata , warna keemasan dari matahari sendiri seperti menyemangati diri walau dia akan pergi namun dia pasti akan kembali pada esok hari .

Gista tampak asik membaca majalah traveller yang disiapkan awak kabin , disebelahnya Bismo tampak tertidur , kepalanya menyandar dibahu Gista dan lengan kekarnya melingkari pinggang Gista .

Awak kabin yang beberapa kali melewati mereka hanya tersenyum melihat pasangan unyu ini .

Perjalanan 8 jam Indonesia - Korea Selatan memang cukup melelahkan apalagi Bismo semalam dibuat begadang oleh saudara-saudaranya yang memang sudah hampir 1 abad nga ketemu dia ( aisss haluuuuu ya wkwkwkwk )

Belum ditambah dengan setengah harinya dihabiskan membantu Batara adiknya merancang presentasi untuk pengembangan bisnis perhiasan dan Fashionnya di Bali .

Suara Kapten Pilot yang menyampaikan bila 2 jam lagi mereka akan mendarat di bandar udara Incheon . Gista merasakan bahunya sangat kebas , sementara keinginannya untuk kekamar kecil tak bisa dibendung .

Berulang kali dirinya menepuk pipi Bismo yang tertidur bagaikan beruang sedang hibernasi , akhirnya cubitan kecil dihidung membuat Bismo membuka matanya dengan tatapan kaget dan megap - megap .

" Ada apa sich sayang , kok hidung mas dipencet kan jadi susah nafas untung nga koit ." gerutu Bismo sembari menatap istrinya yang malah cengar cengir dengan tampang tampa dosa.

Bismo balas mencubit Hidung Gista hingga Gista gelagapan , matanya yang sedikit sipit menatap Suaminya dengan galak .

" Isshh apaan sich mas Bim , hidung Gista kan sakit di cubit ." sungut Gista dengan bibir manyunnya , Bismo hanya terkekeh lalu memajukan wajahnya kearah Gista , memberinya ciuman dihidung istrinya lembut .

"Sudah mas ambil lagi tuh sakitnya , bibirnya nggak usah manyun gitu bikin mas bernafsu pengen mencium  bibirmu ." ucap Bismo dengan senyum miringnya membuat Gista langsung menormalkan bibirnya . Akan malu juga kalau sampai suaminya nekad menciumnya , bakal jadi tontonan tidak pantas oleh penumpang class bisnis lainnya .

" Mas Bim , lepasin dulu tangannya , Gista mau kekamar kecil , udah dari tadi kebelet tapi mas nga bangun-bangun ." Gista menarik lengan Bismo dari perutnya , lalu berdiri , Bismo hanya mengangguk lalu kembali keposisi duduknya .

" I'm sorry miss if I can get a glass of coffee.?." tanya Bismo pada pramugari berwajah manis yang sedang memberi air hangat kepada ibu muda yang ingin membuatkan susu anaknya yang berada di kursi deretan depan Bismo , pramugari itu tersenyum ramah kearah Bismo .

Love You CubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang