8 . Diam - Diam

1.6K 116 0
                                    

Suasana dalam ruang perawatan VVIP benar - benar hening , Gesta terbangun saat kandung kemihnya terasa penuh. Dia memang tidak mau dipasang kateter, karena tidak ada yang terlalu dikhawatirkan dengan lukanya dan dia memastikan bisa berjalan ke kamar mandi sendiri.
Agar tidak menimbulkan suara, dilepasnya botol infus dari tiangnya, perlahan dia berjalan ke kamar mandi berusaha untuk tidak menimbulkan suara.  Takut membangunkan Bismo yang tampak terlelap di sofa panjang tak jauh dari tempat tidurnya.
Sekembalinya dari kamar mandi dilihatnya selimut yang dikenakan Bismo jatuh kelantai,  dengan perlahan Gesta berjalan mendekati , mengambil selimut yang jatuh dan memasang kembali selimut menutupi tubuh Bismo.  Sejenak Gesta memperhatikan wajah tampan didepannya, tampak tenang dan tak terlihat ekpresi dingin sama sekali .
"Apakah dia benar - benar Tuan Bismo seorang CEO Perusahaan besar yang bergerak di bidang pembuatan Game online dan Developer ? Seorang CEO dengan tampang dingin tampa senyum namun memiliki kemampuan Bisnis dan kepempinan yang mumpuni ,
seorang prefeksionis , dilingkungan perusahaan tak ada satupun karyawan yang berani menatap langsung wajahnya apalgi menatap bola mata onixnya yang tajam , tidak ada kompromi atas kesalahan yang tak bisa diperbaiki,  . "
Tiba - tiba Bismo bergerak mengubah posisi tidurnya dan membuat Gesta kaget . Masih dengan cara perlahan Gesta kembali ke tempat tidurnya  , namun dirinya tidak bisa langsung tidur, kembali pandangannya mengarah ke sosok pria tampan yang sedang tidur di sofa sebelah tempat tidurnya.
"sepertinya tidak nyaman dia tidur disitu, lagipula siapa yang meminta dia menginap dirumah sakit menemani aku , sikapnya hari ini benar - benar mengejutkan. " bathin Gesta kembali.
Tiba - Tiba Gesta teringat kejadian pagi tadi yang basah karena hujan,  dimana dirinya mendapat kecelakaan akibat motornya ditabrak pengendara mabuk , dan bagaimana sikap Bismo ketika memeluknya dan melindungi dirinya dari hujan dalam 1 payung yang sama saat masuk kedalam mobil, belum lagi saat wajahnya menjadi sangat khawatir begitu melihat kepala Gesta yang terluka dan mengeluarkan darah hingga mengantarnya ke rumah sakit,  menggendongnya dari mobil miliknya ke brankar rumah sakit.  Semua kejadian itu seperti frame photo dari cerita cinderella yang romantis.
"apakah dia menyukaiku?  ", tanya hati Gesta tapi sedetik kemudian Gesta menggeleng menepis dugaan teesebut.  Mana mungkin Bismo menyukainya sementara dirinya hanya staf bagian perencanaan dan design diperusahaannya.

Ceklek
Pukul 6 pagi pintu dibuka oleh 3 orang perawat untuk mengecek kondisi pasien. Tampak Gesta sudah duduk di tempat tidurnya sambil membaca sebuah buku, wajahnya sudah terlihat segar.
"selamat pagi nona Gesta!. " gimana semalam masih terasa sakit. " tanya perawat yang bertubuh tinggi dengan senyum manisnya.
"luka yang dikepala dan dipergelangaan tangan semalam masih nyeri. " jawab Gesta .
Perawat bertubuh tinggi tadi memeriksa luka gesta dan meminta rekannya untuk mencatat sebagai laporan ke dokter yang menangani.
Setelah memeriksa kondisi Gesta, ketiga perawat itu berbisik sembari pamdangannya kearah Bismo yang masih tertidur di sofa.
"seneng ya nona sakit ditemani sama tunangannya yang tampan, jadi semangat buat sembuh nich. " goda perawat beekacamata disambutan tawa kecil dari 2 rekannya. 
Gesta hanya menjawab dengan senyum saat perawat memggodanya.
Setelah 3 orang perawat tersebut meninggalkan ruang inap Gesta   Bismo terbangun dari tidurnya dan pandangannya langsung mengarah ke Gesta yang saat itu sedang membaca.
Bismo berjalan mendekati Gesta "kenapa tidak istirahat saja ? Atau masih ada jadwal ujian?. "
Gesta hampir tertawa karna kata - kata Bismo, "apa ujian?  Buku yang aku baca loh novelnya kang ebik. " .
"nga lah masa jam segini tidur lagi, justru jam segini bagus untuk bangun. " sahut Gesta sembari menutup novelnya merasa canggung karena Bismo menatapnya .
"kenapa wajahmu jadi merah , kamu nga aleegi obat ?." tanya Bismo polos tampa niat menggoda .
" um anu um...  " Gesta tiba - tiba salah tingkah berusaha menyembunyikan deburan jantungnya yang gemuruh. Gimana nga memerah wajah biar gimana Gesta masih wanita normal, ketika seorang pria muda yang tampan dan populer berbicara dengan jarak beberapa centimeter dari wajahnya.

Pukul 8 pagi Bismo meninggalkan Gesta untuk pergi kekantor setelah memastikan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan kondisi Gesta karena dokter sudah memastikan tidak ada yang perlu penanganan khusus terkait luka - luka Gesta. 
Gesta jadi teringat jawaban Bismo atas pertanyaan Gesta pagi tadi kenapa dia sampai menunggui Gesta di Rumah Sakit sementara dia sendiri memiliki banyak pekerjaan , dengan santai tampa nada manis Bismo menjawab dengan datar.
"karena kamu adalah staf andalanku jadi aku bertanggung jawab atas kamu. "
Jleb
Rasanya seperti ketelen biji rambutan
Sore hari Gesta sudah bisa meninggalkan rumah sakit bersama Han Ji Won dengan catatan merawat lukanya dengan baik. 
Sesampainya di apartemen dia terkejut melihat motir sportnya sudah terparkir dengan manis di  parkir khusus motor diarea apartemenmya.
Diperiksanya kondisi motormya  smua mulus tak terdapat bekas lecet karna jatuh, mulus seperti baru keluar dari dealer.
Ting
Suara notifasi pesan masuk dihpnya, Gesta mengambil ponsel di dalam tas ranselnya dilihatnya id pengirim
"motor kamu sudah selesai, jika kondisi hujan hindari menggunakannya besok kunci motor diantar asisten lee ke kamu ." isi pesan dari Bismo. Gesta tersenyum sangat senang sekali. Han Ji Won yang sedari tadi memperhatikan tingkah Gesta jadi penasaran.
"sms dari siapa Ges,  kok wajahmu jadi bahagia begitu ?."
Jelas Han Ji Won penasaran karena setau dia Gesta tidak memiliki pacar baik dikorea maupun indonesia, waktu yang ada lebih banyak digunakan untuk belajar menyelesaikan studynya dan bekerja bahkan untuk sekedar hangout bersama 3 sahabatnya pun sangat jarang.
"sms dari bengkel, cuman ngabari klo motor sudah diantar. " jawab Gesta jelas berbohong selain dia nga tau harus menjawab apa jika dia menjawab jujur karena dia saja tak yakin akan sikap manis Bismo terjadapnya dua hari yang lalu. Untungnya Han Ji Won bukan termasuk type yang kepo seperti Yoori,  dan dia juga termasuk orang yang nga terlalu mau tau privasi orang lain apalagi itu sahabatnya. Karena dia juga punya privasi yang tak ingin di aduk - aduk orang lain bahkan oleh keluarganya sendiri .

                     *****








Love You CubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang