17 . You Are My Destiny ( 4 )

1.6K 112 2
                                    

Tak pernah kuragu
Dan s'lalu kuingat
Kerlingan matamu
Dan sentuhan hangat
'Ku saat itu takut
Mencari makna
Tumbuhkan rasa yang
Sesakkan dada

(song by Letto " Ruang Rindu )

Author pov

Gesta terbangun dari tidurnya , mengerjap sesaat untuk mengumpulkan kesadarannya .
Dia baru sadar ada sepasang lengan memeluk tubuhnya , dan dia baru sadar kalau posisi tidurnya sangatlah tak sopan . Dia berbaring di dada bidang Bismo yang juga tertidur lelap.

Gesta melepas tangan Bismo perlahan agar tidak membangunkannya . Pantas tidurnya tadi sangat nyaman dan hangat ternyata ada pangeran yang melindungi dirinya dari udara dingin AC pesawat .

Gesta perlahan berdiri , kandung kemihnya sudah penuh dan waktunya dibuang . Sebelum berdiri Gesta meletakkan selimut ketubuh Bismo setelah itu berjalan perlahan menuju toilet . Selang beberapa saat sudah duduk kembali ditempatnya.

Dilihatnya Bismo masih tertidur , iseng Gesta memandangin wajah pria tampan disebelahnya .
" mumpung lagi tidur , kesempatan bisa menikmati wajahnya ." Gesta berkata dalam hati , dibibirnya tersungging senyum .

Wajah Bismo seperti pahatan maestro seni dunia . Sempurna untuk ukuran manusia . Kulitnya putih mulus , alis matanya yang tebal dan hampir menyatu antar alis kanan dan alis kiri , bola matanya yang seingat Gesta berwarna coklat berkesan dingin, bibirnya sedang dan ada lesung pipit di pipi kirinya . Rambutnya yang coklat terang menambah aura wajahnya terlihat mempesona namun dingin .

Tiba - tiba pesawat mengalami guncangan seperti menabrak sesuatu. Refleks Gesta menggenggam tangan Bismo erat sekali sampai yang punya tangan terbangun . Lalu melihat kearah Gesta yang tampak takut terlihat dari cengkeraman tangannya.

" tidak apa-apa , mungkin pesawat mengalami turbelensi , ini hal biasa ." kata Bismo sembari mengelus tangan Gesta agar gadis itu kembali tenang .
" tapi guncangannya terlalu keras tadi ." Bibir Gesta tampak bergetar ketika mengucapkan kalimat itu.
Bismo hanya tersenyum sembari mengelus puncak kepala gadis itu dengan lembut .

Tak lama terdengar suara pilot menjelaskan kalau saat ini pesawat memasuki cuaca buruk , saat ini pesawat berada diketinggian 31.000 kaki dan berada di atas samudera pasifik.
Bismo mencondongkan tubuhnya melewati Gesta untuk melihat cuaca diluar melalui jendela , tetesan air hujan tampak membasahi jendela dan kilatan petir terlihat dikejauhan terasa sangat dekat sekali . Gesta pun ikut mengamati keluar jendela , namun ketika dia melihat kilatan petir yang sepertinya sangat dekat , Gesta langsung menyembunyikan wajahnya ke lengan Bismo .

Bismo yang menyadari kalau Gesta takut akan petir segera menutup jendela dan merengkuh tubuh gadis itu kedalam pelukannya . Gerta menyembunyikan wajahnya di dada Bismo sembari menutup kedua telinganya .

Bismo tersenyum melihat tingkah Gesta yang diusianya yang tidak remaja lagi masih takut dengan kilatan petir . Ternyata Gesta masih tetaplah Gesta seperti 11 tahun yang lalu .

" apakah mau mendengarkan lagu biar nyaman ?." tanya Bismo sembari meraih Headset yang tergantung di lehernya . Gesta menggeleng dalam pelukan Bismo .

Tiba - tiba pesawat kembali terguncang , dan petingatan dari awak kabin menambah erat pelukan Gesta di tubuh Bismo . Bukan saja hanya Gesta yang takut , semua orang yang berada di dalam pesawat juga diliputi rasa takut , bahkan ada yang tampa sadar berteriak ada juga berdoa dengan suara yang cukup bisa didengar oleh orang lain .

Tak terkecuali Bismo pun merasakan rasa takut yang sama ,hanya saja dia tetap tenang dan bersikap biasa . Apalagi ada seorang gadis cantik memeluknya erat meminta perlindungan .

Love You CubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang