Tak pernah kuragu
Dan s'lalu kuingat
Kerlingan matamu
Dan sentuhan hangat
'Ku saat itu takut
Mencari makna
Tumbuhkan rasa yang
Sesakkan dada(song by Letto " Ruang Rindu )
Author pov
Gesta terbangun dari tidurnya , mengerjap sesaat untuk mengumpulkan kesadarannya .
Dia baru sadar ada sepasang lengan memeluk tubuhnya , dan dia baru sadar kalau posisi tidurnya sangatlah tak sopan . Dia berbaring di dada bidang Bismo yang juga tertidur lelap.Gesta melepas tangan Bismo perlahan agar tidak membangunkannya . Pantas tidurnya tadi sangat nyaman dan hangat ternyata ada pangeran yang melindungi dirinya dari udara dingin AC pesawat .
Gesta perlahan berdiri , kandung kemihnya sudah penuh dan waktunya dibuang . Sebelum berdiri Gesta meletakkan selimut ketubuh Bismo setelah itu berjalan perlahan menuju toilet . Selang beberapa saat sudah duduk kembali ditempatnya.
Dilihatnya Bismo masih tertidur , iseng Gesta memandangin wajah pria tampan disebelahnya .
" mumpung lagi tidur , kesempatan bisa menikmati wajahnya ." Gesta berkata dalam hati , dibibirnya tersungging senyum .Wajah Bismo seperti pahatan maestro seni dunia . Sempurna untuk ukuran manusia . Kulitnya putih mulus , alis matanya yang tebal dan hampir menyatu antar alis kanan dan alis kiri , bola matanya yang seingat Gesta berwarna coklat berkesan dingin, bibirnya sedang dan ada lesung pipit di pipi kirinya . Rambutnya yang coklat terang menambah aura wajahnya terlihat mempesona namun dingin .
Tiba - tiba pesawat mengalami guncangan seperti menabrak sesuatu. Refleks Gesta menggenggam tangan Bismo erat sekali sampai yang punya tangan terbangun . Lalu melihat kearah Gesta yang tampak takut terlihat dari cengkeraman tangannya.
" tidak apa-apa , mungkin pesawat mengalami turbelensi , ini hal biasa ." kata Bismo sembari mengelus tangan Gesta agar gadis itu kembali tenang .
" tapi guncangannya terlalu keras tadi ." Bibir Gesta tampak bergetar ketika mengucapkan kalimat itu.
Bismo hanya tersenyum sembari mengelus puncak kepala gadis itu dengan lembut .Tak lama terdengar suara pilot menjelaskan kalau saat ini pesawat memasuki cuaca buruk , saat ini pesawat berada diketinggian 31.000 kaki dan berada di atas samudera pasifik.
Bismo mencondongkan tubuhnya melewati Gesta untuk melihat cuaca diluar melalui jendela , tetesan air hujan tampak membasahi jendela dan kilatan petir terlihat dikejauhan terasa sangat dekat sekali . Gesta pun ikut mengamati keluar jendela , namun ketika dia melihat kilatan petir yang sepertinya sangat dekat , Gesta langsung menyembunyikan wajahnya ke lengan Bismo .Bismo yang menyadari kalau Gesta takut akan petir segera menutup jendela dan merengkuh tubuh gadis itu kedalam pelukannya . Gerta menyembunyikan wajahnya di dada Bismo sembari menutup kedua telinganya .
Bismo tersenyum melihat tingkah Gesta yang diusianya yang tidak remaja lagi masih takut dengan kilatan petir . Ternyata Gesta masih tetaplah Gesta seperti 11 tahun yang lalu .
" apakah mau mendengarkan lagu biar nyaman ?." tanya Bismo sembari meraih Headset yang tergantung di lehernya . Gesta menggeleng dalam pelukan Bismo .
Tiba - tiba pesawat kembali terguncang , dan petingatan dari awak kabin menambah erat pelukan Gesta di tubuh Bismo . Bukan saja hanya Gesta yang takut , semua orang yang berada di dalam pesawat juga diliputi rasa takut , bahkan ada yang tampa sadar berteriak ada juga berdoa dengan suara yang cukup bisa didengar oleh orang lain .
Tak terkecuali Bismo pun merasakan rasa takut yang sama ,hanya saja dia tetap tenang dan bersikap biasa . Apalagi ada seorang gadis cantik memeluknya erat meminta perlindungan .
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Cubby
RomanceMencintai Kamu..??? Emang Boleh..??? Pertanyaan bodoh yang kadang diperlukan. Perkataan menghibur tentang perjodohan yang membawa mereka pada kenyataan kalo mereka memang tidak benar - benar terpisahkan. Hidup jauh dari negeri sendiri , bertemu d...