47 . Pukullah Aku

762 76 14
                                    

"Tak ada yang lebih menyakitkan, selain melihat orang tercinta terluka karena dirinya."
________________________________________________________________________________________

Setelah mendapatkan informasi tentang istrinya, Bismo segera melajukan mobilnya menuju alamat yang disebutkan oleh teman istrinya. Pria itu sangat panik hingga  meninggalkan begitu saja pekerjaannya bersama tuan Kim Joong Min dan Han Se Won. Bahkan Lee Hon yang menawarkan diri mengantar pun ditolaknya.

Hanya butuh waktu 15 menit, Bismo sudah sampai didepan gedung apartemen Janpo. Setelah memarkir mobilnya, pria itu setengah berlari memasuki apartemen type sederhana itu. Lantai dan nomor flat unit yang disewa rekan istrinya.

Bismo harus mengatur nafasnya saat dirinya tiba didepan pintu apartermen Han Ji Won. Dengan sedikit keras pria itu mengetuk pintu agar penghuninya segera keluar untuk menemuinya.

Han Ji Won yang mendengar suara bel dan ketukan di pintu langsung beranjak dari depan laptopnya. Dirinya tak ingin disalahkan oleh pengelola apartemen hanya karena tamunya merusak bel juga pintu dengan ketukannya. Aatau mendapat komplein dari tetangga kiri dan kanan atas kebisingan yang dibuat oleh tamunya.

Han Ji Won membungkuk hormat saat melihat sosok pria yang tak lain atasannya di kantor . Wanita itu menggeser tubuhnya agar pria itu bisa masuk kedalam unit apartemen type studio yang disewanya.

"Bagaimana kondisi istri saya?" tanya pria itu , Han Ji Won menunjuk kearah sofa dengan dagunya.

"Gesta masih demam, namun sudah tidak setinggi tadi."

Bismo mengangguk lalu berjalan cepat kearah sofa dimana istrinya terbaring, wajah wanita tercintanya terlihat pucat dan tubuhnya terbungkus selimut.

Bismo meletakkan tangannya dikening dan leher Gesta, telapak tangannya merasakan panas yang tak biasa.

"Apakah istri saya sudah minum obat ?" tanya Bismo saat melihat kearah meja ada botol obat dan air putih yang masih belum tersentuh.

"Dari tadi istri anda terus tidur , tuan! Saya kesulitan memberinya obat." jawab Han Ji Won jujur.

Bismo lalu mengambil obat dan menyangga kepala istrinya, membuka mulut Gesta yang rapat, namun usahanya gagal. Akhirnya dia berinisiatif untuk meminumkan obat melalui mulutnya.

Pria itu tak perduli dengan tatapan malu Han Ji Won yang langsung membalikkan badan saat Bismo mencium istrinya untuk memindahkan obat dimulutnya kemulut istrinya dan menahan ciumannya sampai istrinya menelan habis obatnya.

Setelahnya Bismo menidurkan istrinya, Bismo mencoba mencari tahu kenapa istrinya bisa demam. Dan Han Ji Won pun menceritakan sesuai dengan apa yang diketahui tanpa melewati batas sebagai teman sekaligus bawahan.

"Maaf tuan, jika ini dianggap mencampuri privasi kehidupan anda juga Gesta. Namun saya yakin hal ini menjadi salah satu penyebab, Gesta demam dan sempat pingsan tadi."

"Katakan saja." jawab Bismo dengan tangan memeluk separuh tubuh Gesta yang tidur dipangkuannya.

Han Ji Won lalu mengambil ponsel milik Gesta dan memberikannya ke Bismo yang menerimanya dengan tatapan bingung.

"Anda bisa membuka galery photo juga pesan di ponsel milik istri anda, tuan. Karena hanya tuan yang bisa menjawabnya."

Bismo mengangguk, dengan menggunakan satu tangan pria itu membuka ponsel istrinya yang menggunakan panggilan sayang mereka sebagai kode id.

Wajah pria itu terlihat tegang dan rahangnya mengatup keras saat matanya menemukan photo dirinya bersama Tian Xin di ponsel istrinya.

Dan emosinya meningkat saat membaca chat provokasi yang dikirim Tian Xin ke istrinya. Dimana wanita itu mengatakan, kalau photo itu diambil saat dirinya dan wanita itu menghabiskan libur musim panas dan merayakan ulang tahun Tian Xin di Beijing.

Love You CubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang