CHAPTER 5

2.3K 122 6
                                    

Porsche hitam itu akhirnya mendarat di depan perkarangan rumahnya lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Porsche hitam itu akhirnya mendarat di depan perkarangan rumahnya lagi. Ryan menoleh ke samping, mendapati Giselle yang masih tertidur di sana dan terlihat seperti sedang tidak menunjukkan tanda-tanda segera bangun.

Dia mengembuskan napas kecil. Lalu tangannya yang sedari tadi mengusap puncak kepala wanita itu kini mulai menepuk-nepuk bahunya lembut. "Tuan Putri, sudah sampai."

Kedua mata cantik itu perlahan-lahan terbuka. Lalu dia langsung melepaskan pelukannya pada lengan Ryan dan mengedarkan pandangan ke samping. Kedua matanya spontan langsung terbuka lebar lalu dia menoleh ke sampingnya. "Udah di rumah?"

Ryan mengangguk. "Maaf, aku harus membangunkan kamu. Karena Max juga masih tertidur, dan kamu tau, aku harus membangunkan salah satu dari kalian."

Mereka turun dari mobil, dan segera memasuki kamar. "Sel, jangan lupa ganti baju kamu. Nggak baik tidur dengan pakaian seperti itu," tegur Ryan pelan saat mendapati Giselle yang langsung membaringkan tubuhnya begitu saja di atas kasur begitu mereka masuk ke kamar.

"Hmmm," gumam Giselle pelan tapi kedua matanya terus terpejam.

Setelah mengganti pakaian formal Max ke dalam baju tidur, dia menghampiri sebuah kasur kecil di samping ranjangnya dan Giselle lalu meletakkan bocah kecil itu di sana sambil menepuk-nepuk bokongnya pelan agar bocah itu terus tertidur. Mendapati Max yang sepertinya tak terpengaruh dengan keadaan sekitar, Ryan akhirnya meninggalkannya dan beralih kepada Giselle.

Dia sampai di sisi ranjangnya, lalu tangannya menggapai bahu wanita itu dan membalikkannya ke arahnya. Ryan menggeleng kecil, lalu dia menyingkirkan rambut-rambut di wajah wanita itu agar tidak mengganggu tidurnya. "Sel, ganti baju kamu."

"Hmmm."

"Sel," panggil Ryan lagi dengan sabar.

"Iya, Ry. Nanti. Nanti, aku akan ganti baju."

"Aku harus pergi sebentar, ada pasien yang tiba-tiba butuh aku. Hanya sebentar, lalu setelah itu selesai. Nggak papa, kan?"

"Hmmm." Giselle masih terus memejamkan kedua matanya.

"Aku pergi dulu ya," ucap Ryan pelan sambil mengecup bibir wanita itu cepat. "Jangan lupa ganti baju kamu."

"Hmmm."

...

Seorang wanita bertubuh mungil tengah berjalan di sebuah gang sempit sambil terus mengeratkan cardigan kuningnya yang lusuh. Tatapan datarnya hanya tertuju ke depan lurus tanpa memedulikan sekitarnya. Ada beberapa pria berpakaian preman dengan tubuh besar yang sedang mengerling jahil padanya sambil sesekali melemparkan kalimat-kalimat godaan yang hampir membuatnya muntah.

Yang harus dia lakukan hanyalah terus berjalan, dan menghiraukan mereka. Tujuannya hanya satu dan dia tidak perlu menghiraukan mereka. Kedua kakinya terus melangkah, dan ketika sampai di depan sebuah rumah kecil lusuh yang terletak di ujung gang, kakinya langsung masuk.

Meaning of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang