CHAPTER 12

1.4K 89 4
                                    

Satu minggu sudah berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu minggu sudah berlalu. Dan hari-hari berjalan seperti biasanya. Keluarga Ryan masih sempurna seperti biasa, tidak ada masalah. Ryan yang sibuk menghabiskan waktu di rumah sakit dari pagi sampai malam. Giselle yang sibuk memomong di rumah sambil bermain bersamanya. Dan ketika malam tiba, maka mereka bertiga akan membina sebuah keluarga yang sangat bahagia. Keluarga yang sangat diidam-idamkan.

Ryan menjatuhkan tubuhnya lelah di kursi kerja ruangan pribadinya. Kedua matanya memejam dan napasnya terdengar berat. Operasi besarnya gagal. Pasiennya meninggal akibat pendarahan yang tidak bisa dia hentikan. Ryan mengembuskan napas lagi.

Selalu seperti ini. Sudah hampir empat tahun lalu sejak dia memimpin operasi untuk yang pertama kalinya, tapi dia masih belum bisa terbiasa dengan keadaan seperti ini. Pekerjaannya adalah untuk menyelamatkan pasien, tapi dia juga sadar kalau terkadang memang lebih baik mengakhiri daripada melanjutkan.

Tapi tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu ruangan pribadinya. Kedua mata itu langsung terbuka untuk melihat dalangnya. Lalu langsung menyipit begitu melihatnya. Punggung Ryan yang menyandar langsung terduduk tegak.

Samuelㅡmanusia yang sangat dia tidak duga bisa masuk ke dalam ruangannyaㅡberjalan menghampirinya sembari menyeringai. Ryan beranjak, dan keduanya langsung berhadapan. Tatapannya sama sekali tidak bersahabat, dan Samuel hanya menatapnya santai. "Mau apa?"

"Gue sebenarnya mau mencari ini," ucapnya sambil mengarahkan sebuah foto kepada Ryan. Mata itu langsung memandangi sebuah foto yang berisikan sebuah batu berkepala singa dan berbadan naga. "Well, gue meninggalkannya di suatu tempat. Lo tau sendiri, semua anggota keluarga gue punya batu ini."

Mata Ryan semakin menyipit, dan ingatannya segera mengalir ke kejadian satu minggu yang lalu.

Beberapa hari yang lalu...

"Aku ralat. Aku bisa makan dan kamu bisa peluk aku terus."

Ryan susah payah harus menyendokkan makanannya ke dalam mulut karena takut jika makanannya akan mengenai Giselle. "Btw, Sel," ucapnya sambil mengunyah makanan. "Aku tadi liat ada batu di depan pintu tadi. Bentuknya aneh. Kepala singa tapi badannya naga."

Giselle mengeluarkan wajahnya dari pelukan tapi kedua tangannya masih memeluk Ryan erat. Kedua mata itu menatap wajah suaminya dari bawah lalu dia tampak berpikir.

Beberapa detik kemudian, wanita itu membulatkan kedua matanya. "Oh? Itu punya aku," ucapnya cepat. "Max tadi bermain sama batu itu, dan dia menghilangkannya. Ada di mana?" tanyanya sembari melepaskan tangan dari tubuh Ryan. Giselle langsung beranjak dari kursi dan menghampiri pintu rumahnya. Wajahnya mengeras ketika melihat sebuah batu yang terletak di samping pintu. Dengan cepat, Giselle langsung mengambil batu itu dan menggemggamnya erat. "Thanks, Ry. Aku sudah mencarinya dari tadi."

Ryan menatap Giselle sejenak, tapi setelahnya dia mengangguk sambil tertawa kecil. "Sama-sama. Aku kira ada orang yang datang ke sini lalu menjatuhkannya di sana."

Meaning of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang