CHAPTER 39

3.1K 148 17
                                    

"Dia cinta sama lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia cinta sama lo." Selene membalas tatapan dingin Giselle dengan datar.

"...."

"Dia cinta banget sama lo, Kak." Selene mengulanginya lagi sambil tersenyum samar. "Gue sama Ryan memang pernah bersama dulu. Tapi gue yakin seratus persen kalau perasaan dia sekarang cuma buat lo."

Giselle hanya mendengus dalam hati. Bagaimana bisa Selene mengatakannya kalau faktanya bahkan dia bersenang-senang dengan Ryan di belakangnya? Ryan mencintainya? Ryan sangat mencintainya? Kalau dia mencintainya, merekaㅡdia tidak akan mengkhianatinya seperti ini. "Lo nggak usah berlagak seperti lo yang jadi protagonisnya dan gue yang antagonisnya."

Selene tidak menghiraukan ucapan Giselle. "Tolong kembali sama Ryan. Gue tau lo juga masih cinta sama dia. Ini semua salah gue. Maafin gue. Gue janji habis ini gue nggak akan muncul di depan kalian lagi."

Giselle langsung tersenyum sinis. Tatapannya jatuh pada perut Selene dan cepat-cepat dia langsung memalingkan wajah. "Tentang anak di perut gue...." Selene menjeda. "Ini bukan anak Ryan." Selene menarik napas panjang, menahan semua perasaan itu untuk tidak keluar.

"...."

"Lo nggak seharusnya salahin Ryan. Gue yang lebih salah. Gue yang menggoda Ryan lebih dulu. Gue yang mau merebut dia dari lo."

Giselle masih terdiam tanpa mempedulikan Selene. "Tolong Kak." Selene memohon pelan. "Dia cinta banget sama lo."

Tidak mendapati jawaban apapun dari Giselle, Selene menunduk sambil tersenyum samar. Dia melirik test pack di atas meja lalu langsung memalingkan wajah saat kedua matanya berubah panas. Wanita itu menarik napas panjang, lalu berakhir beranjak dari kursi. "Gue pulang dulu. Selama satu minggu ini, gue nggak tinggal bareng sama Ryan. Loㅡ"

"Gue nggak peduli," balas Giselle ketus.

Dan Selene hanya mengangguk, mengerti. "Gue pergi dulu." Selene berbalik, menahan sesak di hatinya. "Paling nggak, lo seharusnya kasih tau Ryan kalau Max sebentar lagi bakalan punya adik."

...

Satu bulan kemudian~

Ryan merasa bahwa satu bulan terakhir rasanya jauh lebih parah daripada tinggal di neraka. Hidupnya berantakan. Apalagi sebuah surat cerai yang baru saja sampai di ruangan pribadinya hari ini berhasil membuat semuanya menjadi lebih kacau.

"Bro, makan di kantin?" Pintu ruangan pribadinya terbuka, menampilkan Lucas dan Jonas yang berdiri di sana.

Ryan hendak menggelengkan kepala, tapi dua temannya sudah masuk lebih dalam. "Giselle bener-bener minta cerai sama lo?" tanya Lucas sambil menatap sebuah amplop bewarna cokelat di atas meja pria itu.

Ryan menghela napas berat. Tubuhnya tersandar pada kursi kerjanya lalu dia memejamkan kedua mata. "Gue nggak bisa mikir jernih sekarang."

"Tapi kemarin Giselle ke dokterㅡ"

Meaning of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang